
Menanggapi percobaan kecil tim Eiger Adventure News, saya memberikan sedikit gambaran mengenai GPS dan hambatannya. Tulisan Tanggapan ini dimuat pada EAN edisi 52.
Jadi karena adanya GPS, bagaimana nasib Kompas selanjutnya?
Benarkah GPS tak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi kompas biasa? (EAN 51 / Maret-April 2008). Pertanyaan ini sering saya terima ketika memberi materi Pemetaan Risiko Bencana Berbasis Sistem Informasi Geografis Partsipatif (SIGaP).
GPS tak dapat memberikan informasi posisi geografis secara tepat jika satelit tidak ada, terhalang (hutan lebat, gedung tinggi, permukiman padat, mendung pekat), atau alatnya kurang sensitif. Pemilihan GPS sangat penting. Garmin eTrex Vista dan Garmin eTrex yang diujicoba di EAN 51, biasa digunakan dalam pemetaan risiko bencana oleh PMI, tapi kurang pas untuk Lembah Cikole. Kurang sensitif, ‘pemanasan’nya lama. Padahal GPS tak dapat digunakan sebelum tampil tulisan Ready to Navigate. Setelah itu pun baiknya
tunggu beberapa menit sampai sinyal menguat. Bila baru Ready to Navigate langsung digunakan, sinyal mudah hilang, tingkat kesalahannya besar.
GPS takkan pernah menunjukkan posisi 100% tepat. Tingkat ketelitian hampir semua jenis GPS maksimal 95%. Fasilitas find (untuk mencari titik sasaran) takkan pernah tepat nol. Jadi seandainya tim ujicoba EAN mendapat sinyal pun, tetap takkan mendapat angka nol sebagai penunjuk telah sampai di titik tujuan.
Garmin eTrex Vista sedikit lebih teliti dibanding eTrex, dan lebih mudah digunakan. Waktu pemetaan di Kota Menara Sulawesi Utara, dengan kontur mirip Cikole, tim kami mengalami hal sama. Tim lain dengan eTrex Vista Cx, selesai lebih cepat karena hampir tak pernah kehilangan sinyal.
Dalam pemetaan di permukiman padat Bidara Cina Jakarta Timur, tim PMI mendapat halangan bukan dari lembah atau hutan, tapi atap-atap rumah yang dempet dan gang-gang sempit tinggi. Garmin eTrex, eTrex Vista, diikuti eTrex Legend, mengalami gangguan ini. Garmin eTrex Vista Cx ternyata mampu mengatasi ini (walau tingkat akurasi melebar, pernah sampai 32 m).
Sementara menunggu keluarnya GPS yang lebih canggih, jangan dulu
buang kompas, karena tetap berguna untuk menentukan titik geografis.
Naskah: Uj. Dede Lasmana,











0 komentar:
Post a Comment