26.9.11
Sukarelawan Penanggulangan Bencana dan Pisau Lipat
Bukanlah saat ini tulisan ini membahas tentang nasib penyintas, namun saya akan membahas nasib seorang, yah hanya seorang, yang seorang itu adalah sukarelawan yang harus ditangkap polisi dan mendekam bulanan di balik jeruji ruang tahanan kantor polisi salah satu propinsi yang terdampak. Kenapa dia sampai mengalami nasib seperti itu? Apakah ia melakukan seperti yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku sukarelawan di Aceh namun malah mencuri barang bantuan ? bukan, ia bukan ditangkap karena itu, tapi ia ditangkap karena membawa pisau lipat, pisau lipat yang umum digunakan oleh pekerja dan sukarelawan kemanusiaan disaat menjalankan tugasnya.
Alasan penangkapan karena ia melanggar aturan mengenai negara dalam bahaya dan darurat (konflik bersenjata). Lalu apakah karena aturan itu sehingga pisau lipat yang saya yakin akan dapat menyelamatkan banyak nyawa justru tidak boleh dibawa oleh mereka yang memiliki kemampuan untuk menyelamatkan ? apakah polisi yang dilapangan bekerjasama dengan kita akan memperlakukan kita seperti itu ? Saya rasa polisi akan tetap menjadi kawan kita apakah disaat bersama-sama menjalankan tugas mulia menyelamatkan jiwa sesama atau disaat tidak dalam status bencana.
Saya dalam tulisan ini akan berbagi pengalaman bagaimana agar kita (sukarelawan penanggulagan bencana/ tim rescue atau penyelamat) akan aman membawa pisau dan justru akan dimaklumi oleh rekan kita dari anggota kepolisian.
Hargai Polisi sebagai aparat penjaga keamanan dan keselamatan rakyat Indonesia
Bila kita berjumpa polisi yang sedang bertugas melakukan razia senjata tajam atau api atau narkoba, atau yang sepele razia lalu lintas, lakukanlah hal berikut :
1. Berlakulah sopan dengan polisi bila ia memberhentikan kita dan menanyakan diri kita serta meminta menggeledah tas kita, bagaimanapun ia memang memiliki wewenang melakukan razia demi keamanan dan keselamatan rakyat Indonesia.
2. Berikan salam, kemudian anda bisa membuka pertanyaan dengan : "Selamat Malam [sesuai situasi tentunya] Pak/Bu, ada yang bisa saya bantu ?"
3. Berikan identitas diri dan surat tugas yang diminta oleh Polisi sehingga Polisi bisa mengidentifikasikan kita sebagai tim penyelamat.
4. Jawablah segala pertanyaan Polisi dengan profesional. Tim Penyelamat, dan Sukarelawan adalah orang yang terlatih untuk tidak mengutamakan emosi dalam menghadapi situasi apapun, betulkan kawan ? Emosi hanya akan membangkitkan emosi pihak lain.
Tips aman membawa pisau lipat:
Disaat bertugas dilapangan baik itu respons bencana maupun kegiatan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko bencana, saya selalu membawa pisau lipat tipe Rescue Tool, namun saya tidak "polos" dalam membawa pisau. Saya membekali diri dengan hal-hal yang bersifat administratif, berikut ini pengalaman saya disaat bertugas atas nama PMI:
1. Surat tugas dari lembaga dimana saya bertugas.
2. Kartu Pengenal dari lembaga saya bertugas atau lebih dikenal dengan ID Card.
Di belakang kartu pengenal PMI biasanya ada tulisan permohonan bantuan kepada Pihak TNI/Polri dan Pemerintahan setempat untuk membantu pemegang kartu tersebut sehingga ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
3. KTP
4. Buku Petunjuk Pelaksanaan Satgana PMI.
Nah untuk Kawan-kawan di PMI, buku ini penting untuk selalu dibawa disaat bertugas karena buku ini memiliki kekuatan hukum, didalamnya mencantumkan bahwa buku ini adalah panduan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat PMI untuk dijalankan disegala jajaran dan tingkatan PMI dari Nasional sampai Desa.
Dan dibuku ini pula dicantumkan bahwa pisau lipat adalah perlengkapan perorangan dari anggota Satgana PMI [lihat Bab III, hal. 11 tentang Perlengkapan Perorangan] selain itu pisau jenis lain sebagai perlengkapan operasional [lihat juga Bab III, hal 11 tentang Perlengkapan Operasional]. Sehingga buku ini dapat membantu kawan-kawan anggota PMI yang sedang bertugas sebagai satgana bila menghadapi situasi dimana ada razia.
5. Jaga hubungan baik dengan kepolisian dimana kita ditugaskan.
Bagaimana bila organisasi tempat kita bersumbangsih belum seperti PMI?
Mungkin tips yang juga pernah saya dan beberapa teman saya lakukan bisa dilakukan teman-teman, berikut ini mungkin berguna:
Bekali diri anda dengan:
1. Surat tugas dari organisasi anda.
2. Kartu Pengenal dari organisasi anda.
3. KTP.
Bila sudah lengkap :
1. Datanglah ke Polsek atau Polres dimana Organisasi anda berada, jelaskan siapa anda dan anda menjalankan tugas dari organisasi apa dan berkantor dimana serta akan ditugaskan ke daerah bencana mana.
2. Mintalah surat jalan dari kepolisian tersebut, mintalah kepada kepolisian untuk mencantumkan bahwa anda membawa pisau [baik itu pisau lipat atau pisau P3K, atau pisau lainnya yang terkait dengan penugasan anda].
3. Bila anda sudah mendapatkan surat jalan tersebut dan juga sudah berada di daerah penugasan, segeralah melaporkan diri ke kepolisian setempat dengan menunjukkan surat jalan anda dan tunjukkan barang-barang yang tertera di surat jalan bila diminta.
4. Saya yakin, bila ini anda lakukan, pihak kepolisian pasti akan menyambut anda dengan baik bahkan akan memberikan perlindungan dan bantuan. Rekan saya bahkan sampai diberikan makan segala loh, sudah dianggap seperti kawan oleh polisi-polisi tersebut walaupun baru kenal.
Naik Pesawat
Nah ini juga momok bagi beberapa rekan yang akan bertugas dan membawa pisau lipat, mereka takut disita oleh pihak bandara. Langkah berikut ini pernah saya dan juga beberapa teman saya lakukan tanpa kehilanga pisau lipat:
1. Jangan bawa pisau kedalam kabin, masukkan saja ke dalam tas yang akan dimasukkan dalam bagasi pesawat, lebih baik lagi bila dimasukkan ke dalam sarung pisau.
2. Bisa juga pisau tidak dimasukkan kedalam bagasi, tetapi anda titipkan kepada pihak maskapai penerbangan sebagai Security Item yang artinya pisau ini nantinya akan dititipkan kepada pilot dan bisa kita ambil dibagian Lost & Found. Pada saat check in sampaikan niat anda ke petugas nanti ia akan membantu anda.
3. Jangan sampai lupa seperti yang pernah saya alami, pisau terbawa sampai pemeriksaan mau naik pesawat, hasilnya pisau V********x kesayangan saya disita, huhuhu sedihnya.
Selamat bertugas, semoga aman dan selamat.
Tweet
Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan ini disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.
View My Profile on
GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
bang,,, sya mo tanya gimana caranya memsang info gempadi blog...?
ReplyDeleteminta scriptnya...
kirim ke e-mail saya..
ilyan.suparo2@gmail.com
terima kasi ya bang....