13.7.11
TV/Radio Wajib Siarkan Peringatan Dini
Untuk memaksimalkan peran lembaga penyiaran dalam mitigasi tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beserta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan Buku Panduan Informasi Peringatan Dini Tsunami.
Buku ini berisi sejumlah hal, mulai dari mekanisme peringatan dini tsunami, cara membaca dan meneruskan data gempa berpotensi tsunami, format stop press peringatan dini, hingga nomor kontak terkini pakar gempa-tsunami dan lembaga penanganan bencana di daerah.
”Stasiun televisi wajib menayangkan breaking news peringatan tsunami yang dikirim oleh BMKG. Sinergi ini sangat kami harapkan karena mereka memiliki akses informasi cepat dan langsung di daerah,” kata Kepala BMKG Pusat Sri Woro Harijono dalam peluncuran buku panduan itu, Selasa (12/7) di Jakarta.
Ia menambahkan, kecepatan pengiriman informasi gempa dan ancaman tsunami oleh BMKG antara 4 dan 5 menit. Dalam waktu paling lambat 10 menit, data rinci berisi ancaman tsunami lengkap dengan perkiraan waktu tibanya gelombang di pantai sudah dapat disebarluaskan ke media dan pemerintah daerah.
BMKG memiliki perangkat warning receiver system (WRS), yaitu sistem informasi yang terintegrasi di sejumlah stasiun televisi nasional. Piranti ini berisi data real time mengenai gempa dan tsunami. Data dari piranti ini otomatis menyebar ke stasiun televisi setelah peringatan dini dikeluarkan BMKG.
Dari hasil evaluasi, masih sangat sedikit stasiun televisi nasional yang memberikan ”ruang” untuk menyampaikan peringatan dini tsunami. Padahal, Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Swasta mewajibkan.
Kecepatan waktu penyampaian informasi sangat penting mengingat rata-rata interval waktu datangnya tsunami seusai gempa sangat singkat, 20-45 menit. ”Dalam kasus tertentu, misalnya di Mentawai, jedanya lebih singkat, yaitu 15 menit. Pasalnya, pulau ini dekat dengan pusat gempa,” kata dia.
Di Mentawai atau pulau-pulau kecil di sepanjang pesisir barat Sumatera, kata dia, kesiapsiagaan masyarakat sangat penting. ”Kalau terjadi gempa besar, semestinya tidak perlu menunggu peringatan dini. Lari saja ke tempat lebih tinggi,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnaen.
Buku panduan ini mengadopsi hal sejenis di Amerika Serikat dan Jepang. Di Jepang, waktu penyampaian informasi jauh lebih cepat, yaitu 1-2 menit. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Suhardjono, hal itu karena infrastruktur lebih baik. ”Seismograf di Jepang lebih dari 1.000 buah, di Indonesia hanya 160-an buah,” kata dia.
(JON)
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Sumber: Kompas.com
Tweet
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan ini disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.
GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
0 komentar:
Post a Comment