Slider-1-Title-Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim.

Slider-2-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-3-Title-Here

Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui. Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem.

Slider-4-Title-Here

dui quis mi consectetuer lacinia. Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui.

Slider-5-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

13.7.11

TV/Radio Wajib Siarkan Peringatan Dini

Lembaga penyiaran, baik televisi nasional maupun daerah serta radio, wajib menyiarkan secara stop press sesaat setelah menerima peringatan dini tsunami. Peran televisi dan radio dinilai sangat vital untuk meminimalisasi korban tsunami.

Untuk memaksimalkan peran lembaga penyiaran dalam mitigasi tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beserta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan Buku Panduan Informasi Peringatan Dini Tsunami.

Buku ini berisi sejumlah hal, mulai dari mekanisme peringatan dini tsunami, cara membaca dan meneruskan data gempa berpotensi tsunami, format stop press peringatan dini, hingga nomor kontak terkini pakar gempa-tsunami dan lembaga penanganan bencana di daerah.

”Stasiun televisi wajib menayangkan breaking news peringatan tsunami yang dikirim oleh BMKG. Sinergi ini sangat kami harapkan karena mereka memiliki akses informasi cepat dan langsung di daerah,” kata Kepala BMKG Pusat Sri Woro Harijono dalam peluncuran buku panduan itu, Selasa (12/7) di Jakarta.

Ia menambahkan, kecepatan pengiriman informasi gempa dan ancaman tsunami oleh BMKG antara 4 dan 5 menit. Dalam waktu paling lambat 10 menit, data rinci berisi ancaman tsunami lengkap dengan perkiraan waktu tibanya gelombang di pantai sudah dapat disebarluaskan ke media dan pemerintah daerah.

BMKG memiliki perangkat warning receiver system (WRS), yaitu sistem informasi yang terintegrasi di sejumlah stasiun televisi nasional. Piranti ini berisi data real time mengenai gempa dan tsunami. Data dari piranti ini otomatis menyebar ke stasiun televisi setelah peringatan dini dikeluarkan BMKG.

Dari hasil evaluasi, masih sangat sedikit stasiun televisi nasional yang memberikan ”ruang” untuk menyampaikan peringatan dini tsunami. Padahal, Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Swasta mewajibkan.

Kecepatan waktu penyampaian informasi sangat penting mengingat rata-rata interval waktu datangnya tsunami seusai gempa sangat singkat, 20-45 menit. ”Dalam kasus tertentu, misalnya di Mentawai, jedanya lebih singkat, yaitu 15 menit. Pasalnya, pulau ini dekat dengan pusat gempa,” kata dia.

Di Mentawai atau pulau-pulau kecil di sepanjang pesisir barat Sumatera, kata dia, kesiapsiagaan masyarakat sangat penting. ”Kalau terjadi gempa besar, semestinya tidak perlu menunggu peringatan dini. Lari saja ke tempat lebih tinggi,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnaen.

Buku panduan ini mengadopsi hal sejenis di Amerika Serikat dan Jepang. Di Jepang, waktu penyampaian informasi jauh lebih cepat, yaitu 1-2 menit. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Suhardjono, hal itu karena infrastruktur lebih baik. ”Seismograf di Jepang lebih dari 1.000 buah, di Indonesia hanya 160-an buah,” kata dia.

(JON)
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Sumber: Kompas.com


http://www.blogger.com/img/blank.gif

Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan ini disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.

GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com

0 komentar:

Post a Comment

Another Articles

Ready to Download

Silahkan Unduh Manual dibawah ini, bila dijadikan referensi mohon dicantumkan sumbernya.

Manual Mahir Memanfaatkan Peta Navigasi.net untuk Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series


Manual Mahir Garmin Map 76 CSx dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx


Manual Garmin HCx untuk Pemetaan Risiko Bencana

Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS


Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana

Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS

Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD


Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana

Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Hazard

Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Isian

Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI




Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif

Bab 2: GPS

Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana


Bab 4: Analisa Data

Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI


Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi

Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource


Bab 6: Google Earth

Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko

Ready Downloaded List: Mapping Software

Download Google Earth
Google Earth Versi 6.2

Unggah Google Earth versi terbaru



Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3

Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya



Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda

Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya

Reader