Slider-1-Title-Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim.

Slider-2-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-3-Title-Here

Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui. Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem.

Slider-4-Title-Here

dui quis mi consectetuer lacinia. Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui.

Slider-5-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

22.6.09

Pemetaan Risiko di Sekolah, bagian 2 (risk mapping in school)

Melanjutkan tulisan terdahulu (Pemetaan Risiko di Sekolah, belum baca? Klik disini), maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak SD-pun bisa membuat peta. Hal yang sering saya jumpai adalah anggapan yang meremehkan anak-anak SD, anggapan bahwa mereka tidak tahu peta dan tidak mampu membuat peta daerahnya sendiri. Bahkan pandangan saya yang menyatakan bahwa anak SD mampu membuat peta dan tahu peta, pernah dibantah habis-habisan oleh mitra saya saat suatu kegiatan.

Langkah demi langkah pemetaan risiko
I. Meningkatkan pemahaman tentang peta, pemetaan dan risiko mengenai bencana dan masalah kesehatan

Untuk meningkatkan pemahaman mereka, maka perlu dilakukan briefing terlebih dahulu. Briefing tersebut berisikan:
1. Apa itu peta dan manfaat peta dalam kesiapsiagaan bencana, serta apa saja yang harus dipetakan.
2. Apa itu bencana, risiko (ancaman, kerentanan – terkadang oleh teman-teman fasilitator disederhanakan menjadi kerawanan –, dan kapasitas) dan masalah kesehatan apa saja yang mungkin terjadi di sekolah.

II. Membuat Peta
1. Mintalah peserta secara individu menggambarkan peta jalur dari rumah mereka kesekolah dan apa saja yang ada di daerah tersebut. Ini merupakan peta mental individu. Kemudian minta perwakilan dari mereka mempresentasikan hasil peta yang telah dibuat.
2. Mintalah peserta secara berkelompok membuat peta sekolah (pekerjaan sesi ini masih di dalam ruang). Apa yang harus dipetakan:
a. Ruang-ruang kelas (termasuk ruang kantor, kepsek, guru dll), untuk sekolah yang bertingkat, sudah pasti dipetakan perlantai, bisa dibagi kelompok berdasarkan lantai.
b. Daerah yang rawan terjadinya bahaya (misalnya, seringnya siswa yang terjatuh atau risiko terjatuh (tangga), lokasi-lokasi yang rawan kebakaran, dll).
c. Tempat-tempat kapasitas sekolah. Misalnya ruang UKS, PMR Pramuka, klinik sekolah dll.
d. Jalur evakuasi yang menurut mereka aman.


Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, diskusikan, catat masukan untuk pembuatan peta dengan metode turun kelapangan.

3. Dilanjutkan dengan membuat peta sekitar sekolah (masih di dalam ruang), dengan komponen:
a. Lokasi sekolah berada
b. Peta dasar yang sudah ditentukan luasannya, misalnya satu kelurahan atau hanya sampai lokasi yang aman dan dapat dijadikan tempat pengungsian (misalnya, kelurahan, kecamatan, dll.)
c. Ancaman, bahaya yang mungkin ada di lokasi tersebut juga kapasitas yang ada dilokasi tersebut (praktek dokter, mantri kesehatan, puskesmas, kantor polisi)
d. Jalur evakuasi yang menurut mereka aman.

Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, diskusikan, catat masukan untuk pembuatan peta dengan metode turun kelapangan.

Langkah nomor 1 s/d 3 dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman peta dan kepekaan peserta terhadap lingkungan yang selama ini menjadi tempat aktivitasnya dan juga tempat yang mungkin selama ini baru didengar saja atau bahkan tidak diketahui sebelumnya melalui peta mental.


4. Setelah itu dilanjutkan dengan turun ke lapangan. Dengan kelompok yang sama dan hasil diskusi yang nantinya akan didokumentasikan/digambarkan dalam peta (bisa dibuat menjadi dua kelompok: 1) kelompok memetakan sekolah, dan 2) kelompok yang memetakan lingkungan sekitar sekolah. Apa yang dipetakan? Komponennya masih sama dengan langkah sebelumnya. Masing-masing kelompok harus didampingi fasilitator pemetaan risiko.

5. Selanjutnya presentasi kelompok (1 dan 2) dan diskusi yang memungkinkan peta tersebut lengkap dan diterima oleh kedua kelompok, untuk selanjutnya di presentasikan ke pihak sekolah, untuk dijadikan program dalam Sekolah Siaga Bencana.


Menggunakan teknologi tinggi
Untuk langkah nomor 4 dan 5 bisa saja kita menggunakan teknologi tinggi, misalnya pemanfaatan GPS dan/atau Google Earth (GE). Hal ini pernah terjadi saat saya bekerja dengan siswa SMP dan SMA yang kebetulan sekolahnya ada jaringan internet.

Untuk pemanfaatan Google Earth: sebelum mereka kelapangan, fasilitator membuka aplikasi GE terlebih dahulu, menampilkan tampilan sekolah dan sekitarnya (untuk mengetahui lebih lanjut tentang GE, klik disini). Kemudian:
1. Mendiskusikan daerah mana yang sering terkena bencana dan mana tempat evakuasi yang menurut mereka aman dan biasa digunakan masyarakat.
2. Menentukan area yang akan dipetakan.
3. Petakan komponen seperti pada sesi langkah nomor 2 dan 4 (II. Membuat peta).
4. Diskusi antar anggota kelompok untuk menempatkan hasil pemetaan ke dalam GE.
5. Presentasi pleno – seperti pada nomor 5 (II. Membuat peta). Untuk mendiskusikan apakah peta tersebut sudah mencukupi atau belum.

Pemanfaatan GPS:
1. Orientasi penggunaan GPS dan pengolahannya di MapSource sesederhana mungkin.
2. Diskusikan daerah mana yang sering terkena bencana dan mana tempat evakuasi yang menurut mereka aman dan biasa digunakan masyarakat.
3. Menentukan area yang akan dipetakan.
4. Petakan komponen seperti pada sesi langkah nomor 2 dan 4 (II. Membuat peta), dengan memanfaatkan GPS, apakah itu fungsi track atau mark. (untuk mengetahui lebih lanjut fungsi ini, klik disini lebih lengkap, atau klik disini)
5. Diskusi antar anggota kelompok untuk mengolah data di dalam MapSource (bila kita menggunakan GPS Garmin).
6. Presentasi pleno – seperti pada nomor 5 (II. Membuat peta). Untuk mendiskusikan apakah peta tersebut sudah mencukupi atau belum.

Pada saat diskusi pleno:
Manfaatkanlah LCD proyektor. Hal ini digunakan untuk “menyorot” hasil kerja di GE atau MapSource agar setiap kelompok dapat melihat hasilnya dan dapat mediskusikannya dengan baik.

Bila sudah mencukupi peta yang dibuat (istilah mencukupi saya gunakan, karena kedepan pasti peta ini akan dimutakhirkan oleh siswa/i) selanjutnya dapat di save Image-nya (selanjutnya bisa dicetak) atau gunakan citra dari LCD proyektor untuk menjiplak peta yang sudah dibuat untk dibuat peta versi besarnya.

Selamat memetakan.

1 komentar:

Another Articles

Ready to Download

Silahkan Unduh Manual dibawah ini, bila dijadikan referensi mohon dicantumkan sumbernya.

Manual Mahir Memanfaatkan Peta Navigasi.net untuk Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series


Manual Mahir Garmin Map 76 CSx dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx


Manual Garmin HCx untuk Pemetaan Risiko Bencana

Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS


Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana

Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS

Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD


Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana

Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Hazard

Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Isian

Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI




Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif

Bab 2: GPS

Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana


Bab 4: Analisa Data

Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI


Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi

Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource


Bab 6: Google Earth

Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko

Ready Downloaded List: Mapping Software

Download Google Earth
Google Earth Versi 6.2

Unggah Google Earth versi terbaru



Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3

Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya



Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda

Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya

Reader