Slider-1-Title-Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim.

Slider-2-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-3-Title-Here

Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui. Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem.

Slider-4-Title-Here

dui quis mi consectetuer lacinia. Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui.

Slider-5-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

9.12.08

Kota Menara, Minahasa Selatan. “Kota” di kaki Gunung Soputan


Salah satu desa mitra PMI dalam program upaya pengurangan risiko ada di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.



Desa itu bernama Kota Menara.



Nama yang rada ganjil, apa lagi untuk yang baru mendengar nama desa Kota Menara. Kok ada kota, namun statusnya desa?



Saat ini desa tersebut sedang melakukan pembangunan mitigasi saluran air atau kanal yang bertujuan mengurangi risiko banjir akibat air yang melimpas tanpa ada kanal, sehingga menghantam desa secara langsung.



Nah untuk yang mau tahu, kenapa desa itu adalah Kota Menara dan dimana letaknya serta dimana letak proyek mitigasinya, silahkan baca artikel ini lebih lanjut.





Minggu lalu, saya mendapat tugas melakukan monitoring ke desa ini. Sebuah desa di lereng G. Soputan. Desa ini masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Minahasa Selatan.



Begitu mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado (1°32'N, 124°55'E), saya langsung dijemput oleh Franky, driver Palang Merah Denmark (DRC) dan rekan Mappers PMI, Edward Mengko. Tidak langsung ke kantor, karena mendarat jam 1 siang WIT. Jadi kita ke restoran untuk makan Woku Belanga, makanan favorit saya bila datang ke Manado. Banyaknya rempah dan herbal pada woku membuat saya segar dan ”roh” saya kumpul semua (hehehe).



Setelah itu di Markas Daerah PMI Sulut (1°27'24.35"N, 124°48'25.60"E), rapat untuk membahas perkembangan program di Minahasa Selatan dan Sangihe bersama Hans dari Palang Merah Denmark dan Mercy Rampengan dari PMI Daearah Sulawesi Utara.



Keesokan harinya, saya, Hans, Mercy, Cornel, Pegy dan Sherly, diantar Franky berangkat menuju Amurang, ibu kota Minahasa Selatan. Kegiatan pertama bertemu Ketua PMI Cabang Minahasa Selatan dan dilanjutkan ke lokasi pelatihan Korps Sukarela PMI Cab. MinSel. Selanjutnya menuju Kota Menara, sebuah kota namun bukan kota.



Begitu menginjakkan kaki di D. Kota Menara, langsung terlihat kesibukan masyarakatnya yang sedang membangun kanal untuk menghindari limpasan air hujan. Kemudian kami melakukan tugas monitoring.



Pada saat bincang-bincang dengan Hukum Tua, di P. Jawa dikenal dengan Kepala Desa, saya baru tahu bahwa nama Desa Kota Menara memiliki sejarahnya sendiri dan ternyata itu adalah kependekan dari nama desa itu yang sangat panjang.



Nama lengkap desa itu adalah Kanonang Oleh Tolongan Allah Mendapat Negri Alasan Rakyat Asli, nah dari nama yang panjang ini disingkat menjadi Kota Menara.



Nah baru tahulah, bahwa memang kota yang ada di Kota Menara bukanlah status administrasi wilayah yang berbentuk kota.





Mitigasi Pembangunan Kanal



Dari wawancara dan bedah Dokumen Perencanaan Upaya Pengurangan Risiko D. Kota Menara, ternyata pembangunan kanal yang saat ini dilakukan tidak seratus persen dibiayai oleh PMI (dengan donor dari DRC), namun bersama-sama dengan swadaya masyarakat dan dukungan pemda Kab. Minsel.



Dari panjang total Kanal 238 m, ternyata 100 m-nya adalah swadaya dan bantuan pemda. Jadi PMI 138 m. Kenapa masyarakat mau swadaya? Karena masyarakat merasa perlu untuk mengurangi risiko. Mereka bilang, sebelum PMI datang ke D. Kota Menara, mereka selalu kebanjiran disamping terkena dampak letusan G. Soputan yang tergolong sering, dan tidak atahu harus bagaimana serta hanya menunggu bantuan dari luar saja. Setelah PMI datang sih bukan berarti hal itu berkurang, namun paling tidak mereka jadi tahu bahwa mereka bisa mengurangi risiko bencana, baik melalui mitigasi struktural ataupun non-struktural.



Mitigasi non-struktural yang telah dilakukan diantaranya adalah pelatihan kesiapsiagaan bencana dan upaya pengurangan risiko, pembentukan tim siaga bencana, dan pelatihan pertolongan pertama, serta dilakukannya pemetaan risiko bencana secara partisipatif, survey dasar dan asesmen kerentanan dan kapasitas.



Nah dari pemetaan partisipatif, survey dan asesmen ini masyarakat membuat daftar upaya pengurangan risiko. Dan salah satunya adalah perlunya pembangunan kanal ini.



Kanal yang di biayai oleh PMI terletak di N1° 10’ 18.3”, E124° 42’ 57.2” s/d N1° 10’ 14.7”, E124° 42’ 58.8” dan kanal swadaya terletak di N1° 10’ 14.5”, E124° 42’ 58.6” s/d N1° 10’ 17.9”, E124° 42’ 57.8”. Dari pembangunan ini paling tidak sekitar 210 KK mendapatkan manfaat.





Sumbangsih dan Dukungan Pemda



Salah satu tujuan dari program ini adalah memberdayakan masyarakat lokal agar mampu mengurangi risiko baik dengan upaya sendiri maupun upaya dari luar. Dan untuk mendapatkan dukungan dari luar, baik itu pemda ataupun dunia usaha melalui CSR (Corporate Social Responsible) maka masyarakat harus memiliki kemampuan advokasi, nah melalui pendampingan dan pelatihan yang difasilitasi PMI, saat ini HukumTua Kota Menara dan tim siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) D. Kota Menara mampu mengadvokasi pemda setempat dan berhasil mendapat dukungan kegiatan pembanguan kanal, perbaikan dan pengaspalan jalan yang berguna untuk evakuasi disaat G. Soputan meletus, serta perbaikan atap rumah masyarakat yang rusak akibat letusan Soputan yang terakhir beberapa waktu lalu.



Salah satu keberhasilan masyarakat dalam mengadvokasi adalah mereka memiliki data-data baseline survey, asesmen kerentanan dan kapasitas desa terkait dengan ancaman bencana dan juga yang terpenting adalah mereka memiliki peta risiko bencana yang telah mereka buat sendiri melalui kegiatan pemetaan risiko secara partisipatif.



Seperti yang terungkap dalam wawancara dengan staf pemda Kab. Minsel, mereka sangat terbantu dengan adanya data-data tersebut. Dan meminta agar PMI dapat membantu desa-desa lainnya agar memiliki keterampilan tersebut. Sehingga bantuan mereka dapat tepat sasaran.

6 komentar:

  1. mantap beberapa mau kita taruh di blog http://www.rykers.org ya... mohon ijin

    ReplyDelete
  2. Silahkan Kawanku dari Minahasa, Rykers Marvyn. Blog anda menarik

    ReplyDelete
  3. bang ak cuma tanya pas pelatihan di solotigo kemarin kok di peta BKRK, yang kita buat gak pake kasis garis kordinat ya

    ReplyDelete
  4. Hai Bayu, seharusnya ada, mungkin karena waktu kita yang terbatas. maklum jamnya selalu dipangkas oleh materi lain. Sayang yah. Maaf atas adanya masalah ini. dipelatihan selanjutnya saya akan bicara dengan panitia untuk tidak mengganggu materi lain.

    ReplyDelete
  5. Kotmen.... indah..

    ReplyDelete
  6. jadi ingat beberapa tahun lalu ikut memfasilitasi pemetaan di desa ini... kenangan yang indah...

    ReplyDelete

Another Articles

Ready to Download

Silahkan Unduh Manual dibawah ini, bila dijadikan referensi mohon dicantumkan sumbernya.

Manual Mahir Memanfaatkan Peta Navigasi.net untuk Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series


Manual Mahir Garmin Map 76 CSx dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx


Manual Garmin HCx untuk Pemetaan Risiko Bencana

Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS


Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana

Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS

Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD


Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana

Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Hazard

Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Isian

Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI




Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif

Bab 2: GPS

Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana


Bab 4: Analisa Data

Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI


Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi

Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource


Bab 6: Google Earth

Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko

Ready Downloaded List: Mapping Software

Download Google Earth
Google Earth Versi 6.2

Unggah Google Earth versi terbaru



Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3

Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya



Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda

Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya

Reader