
Longsor yang terjadi di cianjur pada hari Kamis lalu (13 Nopember 2008) jam 19:30 WIB, menewaskan 10 orang 3 hilang, membuat tidak kurang dua ribu orang mengungsi (Kec Cibeber 372 KK dengan 1.220 jiwa, Campaka 277 KK dengan 894 KK). Bantuan terus berdatangan dan tindakan bantuan bagi mereka yang selamat (survivor) terus diberikan. TNI/Polri, Pemda/Tagana, PMI dan LSM terus berjalan, juga masyarakat awam terlatih.
Dibalik kejadian itu, kemampuan masyarakat lokal menanggapi bencana tersebut perlu untuk mendapatkan apresiasi. Baik masyarakat setempat maupun masyarakat dari kecamatan lain.
Sibat (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat), tim binaan PMI yang ada di Desa Sukanegara dan Cidaun membantu masyarakat setempat dan juga membantu sukarelawan PMI. Kedua Desa itu jauh jaraknya dari lokasi kejadian, namun mereka beraksi karena memiliki rasa senasib dan juga empati.
Hery Hidayat (Sukarelawan PMI Cianjur) mengungkapkan bahwa para anggota Sibat itu banyak membantu tugas-tugas pendistribusian, evakuasi – baik yang meninggal maupun selamat – dan juga pertolongan pertama bagi para korban. Keterlibatan bantuan dari desa lain membuat masyarakat dari desa yang terkena bencana menjadi bersemangat dan meningkatkan semangat mereka.
Keterlibatan masyarakat desa di Cianjur merupakan buah dari kerja keras dan komitmen tinggi dari para pengurus PMI Cianjur dan juga sukarelawan dan stafnya. Sejak tahun lalu mereka membina masyarakat di desa Sukanegara dan Cidaun. Tujuannya untuk memberikan sumbangsih bagi desanya dan juga desa lain yang membutuhkan seperti saat ini. Mereka melakukan kegiatan-kegiatan upaya pengurangan risiko berbasis masyarakat, dengan upaya sendiri.
Semoga daerah-daerah rawan bencana memiliki sibat-sibat seperti yang dilakukan PMI. Kan Indonesia termasuk daerah terawan di dunia.
Lets prepare and risk reduction.
0 komentar:
Post a Comment