11.11.08
Kesiapsiagaan Bencana juga Mendukung Promosi Pariwisata Indonesia (Disaster Preparedness, Promoting Tourism)
Apa kaitan kesiapsiagaan bencana yang kawan-kawan laksanakan di daerah rawan bencana dengan peningkatan kedatangan wisatawan di suatu daerah?
Sesuatu yang dipaksakan kah bila kita mengkaitkan antara program kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat disuatu daerah dengan upaya peningkatan angka kunjungan wisatawan domestik ataupun internasional?
Belajar dari kunjungan saya (sebagai fasilitator dan narasumber) ke Temu Karya Relawan PMI di pantai Anyer, membuat saya berkesimpulan benarlah bila ada ahli dan kawan-kawan di komunitas kesiapsiagaan bencana mengatakan ada kaitan tersebut.
Meningkatkan Rasa Aman bagi Wisatawan
Melihat banyaknya hotel, cottage, wisma dan sebangsanya di pesisir timur banten yang mengalami penurunan jumlah kunjungan sehingga banyak yang terbengkalai atau minimal dirawat dengan seadanya karena sedikitnya pengunjung, membuat hati miris. Apalagi setelah tanya sana dan sini, ternyata kondisi ini terkait dengan bencana tsunami di Aceh dan Pangandaran.
Banyak calon wisatawan yang takut berkunjung ke pantai, karena bencana yang mengintai (maklum, katanya Indonesia adalah supermarket bencana – positifnya adalah laboratorium bencana), ditambah ketidak percayaan calon wisatawan dengan SDM hotel terkait dengan kemampuan mereka mengelola situasi darurat/bencana, juga stigma masyarakat sekitar yang tidak tahu bagaimana tindakan penyelamatan bila bencana terjadi.
Nah, terkait dengan itu semua. Alangkah baiknya bila Pemda dan dunia usaha memperhatikan aspek kesiapsiagaan bencana bagi stafnya, masyarakat sekitar dan yang pasti BPBD. Berikan pelatihan kesiapsiagaan, tanggap darurat bencana dan upaya pengurangan risiko bencana bagi mereka. Masyarakat dilibatkan agar mereka juga memiliki rasa tanggung jawab yang sama terhadap daerahnya.
Karena bencana tidak memandang batas teritorial, maka pihak hotel misalnya, tetap harus mengajak masyarakat sekitar untuk berkontribusi dalam kegiatan ini. Minimal menjaga papan penunjuk arah evakuasi tsunami, jangan sampai nantinya dijadikan dinding toko/warungnya. Jadikan masyarakat yang mampu dan mau terlibat sebagai tim siaga bencana. Beri pelatihan, seragam dll.
Nah bicara tentang papan penunjuk, buatlah yang umum dan bisa dimengerti oleh semua kalangan, masyarakat dan wisatawan itu yang utama. Pasang di tempat yang benar sesuai data spasial atau GIS.
Setelah diberi pelatihan, lakukan simulasi untuk mereka dalam tahap satu, kemudian tahap selanjutnya simulasi yang melibatkan masyarakat luas, bila memungkinkan wisatawan yang kebetulan ada. Dimulai dari saat menerima peringatan tsunami, menyelamatkan diri ke titik berkumpul/aman, sampai ditempat penampungan dan bagaimana masyarakat mengelola kamp pengungsian mereka. Simulasi ini melibatkan Pemda (sebagai pengemban amanat melindungi rakyat RI), Masyarakat, dunia usaha, rumah sakit swasta, Palang Merah Cabang dan Daerah dll. Buat suasana seperti aslinya.
Selanjutnya, karena salah satu tujuannya kan meningkatkan angka kunjungan wisatawan maka pasarkan melalui media tentang kesiapsiagaan staf dunia usaha, masyarakat sekitar hotel, pemda dan badan kemanusiaan dalam menghadapi bencana.
Siarkan juga simulasi kesiapsiagaan seluruh komponen, jangan lupa juga simulasi ini bukan demonstrasi! Atau sekedar show up. Buat sereal mungkin dengan kondisi dilapangan, dimana masyarakat, staf hotel dan wisatawanlah yang pertama kali mengahdapi “masalah” atau bencana tersebut. Baru selanjutnya bantuan dari Pemda, Badan kemanusiaan dan seterusnya. Karena, maaf, memang begitukan dilapangan.
Yuk bikin masyarakat siaga dan wisatawan di Indonesia meningkat.
Papan Penunjuk Arah, Titik kumpul/Aman dan Titik Pengungsian
Dimana peran GIS dan PGIS?
Nah perannya adalah di penentuan titik kumpul/aman dan titik pengungsian. Karena dari GISlah kita bisa menentukan mana yang aman. Bukan begitu?
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
waduh, ternyata yang mampir di blog saya itu pakar GPS tho! jadi malu deh ane, hehehe..
ReplyDeletemantap mas, teruslah berkarya dan berkhidmat untuk masyarakat lewat PGIS & GPSnya. salut!