Memang kalau kita punya anak kecil, biasanya kita akan mendapat banyak info dari mereka. Misalnya, suatu hari saya dan anak saya mencari-cari majalah donal bebek versi lama. Kebetulan di dekat rumah banyak bertebaran pedagang buku antik (saya lebih senang pergunakan isilah ini dibandingkan buku bekas, bagi saya ga ada buku bekas selama saya belum pernah membacanya. walapun kondisinya sudah rusak). Dapatlah saya dan anak beberapa majalah DB antik tersebut. Sampai dirumah, anak saya minta dibacakan - maklum anak saya Balita (masih gabung di PG). Seperti biasa maka dibacakan. Biasanya bergantian dengan isteri saya.
Suatu saat, tanpa sengaja saya lihat salah satu buku DB tersebut (edisi 998) yang menceritakan Gufi menjadi seorang supir taksi yang tidak faham daerahnya dan juga tidak bisa membaca peta dan menghapal daerahnya. Bayangkan, seorang supir taksi tidak faham daerah dan tidak bisa membaca peta.
Sang boss menugaskan Gufi untuk menghapal peta dalam waktu semalam dan besok harus ada hasilnya. Otomatis Gufi kelimpungan, dan merasa menyerah. Sampai suatu saat dia kelaparan, tau sendiri kan kalo Gufi ini memang mudah lapar. Saking hobbynya makan, sampai-sampai dia hapal dimana letak restoran-restoran atau outlet-outlet makanan favoritnya.
Terbersitlah ide cemerlang Gufi untuk menandai lokasi restoran favoritnya dipeta. Sehingga keesokan harinya disaat Gufi "narik", bila ada pelanggan yang membutuhkan jasa Gufi, sang dispatch mengarahkan arah sesuai dengan letak restoran tersebut. Hasilnya, tidak ada pelanggan yang dikecewakan karena keterlambatan.

Nah, terkait tulisan saya yang lalu tentang peta mental, maka peta yang Gufi buat termasuk pada peta mental. Hal ini jugalah yang harus diperhatikan fasilitator pemetaan partisipatif dalam menggali informasi pengetahuan masyarakat awam. Jangan paksa masyarakat memahami hal-hal teknis yang rumit mengenai peta, namun cari sesuatu yang memudahkan mereka memahami data ruangnya.
Sehingga untuk memudahkan saya melatih pemetaan, biasanya saya menggunakan cerita si Gufi ini sebagai salah satu cara memberikan pemahaman. (Terima kasih Anakku)











0 komentar:
Post a Comment