19.8.08
Mitos di Sekitar Pemetaan Bersama Masyarakat (Myth Around Mapping with Community)
Mitos dan kejadian unik yang terjadi diantaranya adalah:
Mitos ada ular yang besarnya sebesar badan manusia.
Mitos ini ada di Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat. Pada saat memberikan presentasi hasil pemetaan di kel. Rawa Buaya, disampaikan bahwa salah satu kendala saat memetakan diantaranya adalah daerah yang luas, dan juga ada daerah yang tidak dipetakan karena berdasarkan cerita setempat di rawa-rawa tersebut ada ular sebesar tubuh orang dewasa. Masih menurut cerita, sudah banyak orang yang menemukannya. Sehingga tim pemetaan yang terdiri dari masyarakat dan sukarelawan PMI tidak berani memetakan daerah tersebut.
Kerbau besar itu manut saja padanya
Nah, cerita ini berasal dari tim pemetaan di daerah Kalimantan Selatan. Pada saat memetakan batas desa, salah seorang fasilitator dari PMI Pusat, namanya Taufik, yang ditugaskan memfasilitasi pemetaan risiko didaerah tersebut mendampingi tim pemeta batas desa. Sampai disuatu tempat, rawa-rawa, terlihat segerombolan kerbau rawa yang besar-besar. Terpukau dengan pemandangan yang tidak akan ditemui di Jakarta, untuk beberapa jenak, selanjutnya meneruskan pemetaan. Entah apa yang yang terjadi tiba-tiba saja kerbau-kerbau itu berlarian mengamuk dan mengarah ke arah tim pemetaan. Panik bukan alang kepalang bagi taufik si anak betawi. Semakin dekat kerbau kearahnya, semakin paniklah ia. Dia lihat ke arah anggota Sibat, tapi ... ko tenang saja. Kemudian anggota Sibat itu memegang lengan taufik, seraya berucap “tenang”. Taufik tetap saja panik melihat segerombolan kerbau besar mengarah kearah mereka.
Sekonyong-konyong, anggota Sibat itu mengangkat tangan kearah kerbau-kerbau itu. Terkesiap Taufik, anehnya tiba-tiba kerbau yang sudah berada dihadapannya, berhenti dan menurut saja perintah anggota sibat itu.
Betapa leganya Taufik, namun heran kenapa bisa seperti itu. Ternyata anggota sibat itu adalah pawang kerbau.
Jangan berani-berani menerabas pagar
Pada hari pertama pemetaan di daerah polewali, tidak tercapai target untuk garis batas desa. Penyebabnya adalah, tim tidak berani melakukan pemetaan kalau pihak tokoh masyarakat belum menyatakan mendapat izin dari pemilik tanah yang akan dilintasi.
Kenapa begitu? Karena ada kepercayaan disana, bila anda menerabas tanah milik seseorang tanpa mendapatkan izin maka anda kan mengalami sesuatu yang buruk, paling enteng adalah bolak balik mengunjungi WC.
Barulah pemetaan berjalan lancar saat tokoh masyarakat menyatakan sudah mendapat izin.
Empat kali menandai sumur, data koordinat dalam GPS tidak akurat
Masih di Polewali, ada satu tim yang datang menemui saya seraya bercerita bahwa ia sudah mencoba dua kali memetakan suatu sumur namun titik yang ditunjukkanGPS tidak tepat berada di desa tersebut disaat ia mencek hasilnya. Selalu saja berada diluar desa. Sementara ada yang berbisik, bisa jadi sumur itu ada sesuatunya.
Saya suruh tim itu untuk mengulang.
Saat kembali, di cek di MapSource, lagi-lagi berpindah koordinatnya ke desa sebelah. Semakin terasa aura aneh diantara tim dan masyarakat setempat.
Saya ajak untuk memetakan kembali sumur tersebut. Diperjalanan saya perhatikan tim tersebut memasukan GPS ke dalam kantung pemegang GPS, padahal sudah saya beritahukan bahwa GPS harus diposisikan sedemikian rupa sehingga pada saat digunakan tingkat akurasinya tinggi sampai di sumur mereka langsung menekan tombol mark. Tanpa didahului memastikan GPS mendapat sinyal atau tidak, atau seberapa tingkat akurasinya. Jadi jelas, tidak ada uka-uka yang memainkan GPS tapi tim pemetaan yang ceroboh.
Itulah sekedar kisah mitos dan unik selama pemetaan partisipatif untuk mengurangi risiko bencana.
AKHIR DARI TULISAN INI
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
Hehehe, emang banyak kejadian lucu kalo melakukan kegiatan bersama warga apalagi di daerah yang masih terpencil ato jauh dari 'peradaban' seperti jakarta.
ReplyDeleteWah ternyata Kang Ujang sudah banyak pengalamannya dengan participatory mapping with community neh, cool..
Luar biasa, memang suatu keniscayaan bagi kita tuk memahami adat dan kebiasaan daerah setempat sebagai salah satu justifikasi kita ketika melakukan aktivitas di suatu daerah.
ReplyDelete