
Bicara tantangan yah banyak bener tantangannya, diantaranya adalah puasa mata, hehehe (maklum katanya phuket itu kan the city of Sin – sampai-sampai ada tulisan Good Guy go to Heaven and Bad Guy go to Phuket)
Kisah yang berkesan adalah disaat kami (saya dan Nasrullah – German Red Cross in Indonesia) berkunjung ke sebuah desa yang mayoritas beragama Islam, desa itu bernama Ban Bo Dan – N08°19’52.4” E098°16’39.5” – di Propinsi Phanga sebelah utara Phuket. Desa ini pada tsunami Desember 2004 terhantam juga.
Saat tiba kami disambut senyum ramah warga setempat, dengan pandangan bersaudara, dan para wanitanya menggunakan jilbab, termasuk anak-anak perempuannya.
Sajian tarian anak-anak balita yang bercirikan Islam disajikan, terlihat toleransi yang kuat antara pemeluk Islam dan Budha disana.
Para sukarelawan di Desa (di Indonesia bernama Sibat) tersebut menggunakan kaos berwarna abu-abu dan ternyata menarik perhatian Nasrullah yang langsung bilang, “mau tukeran kaos nih, tapi pakai apa yah?” yah sudah saya sarankan dia menukar baju PMI yang digunakannya saja. Dan dia langsung setuju. Kemudian ditemuilah salah satu anggota Sibat disana, dan gayung bersambut, mereka langsung tukaran baju dan ini menarik perhatian peserta dan warga yang lain. Maklum mereka tukaran baju di lokasi pertemuan.
Karena pesertanya bukan hanya dari Red Cross Red Crescent, jelas mereka heran dengan kelakuan mereka berdua, namun untuk keluarga besar RCRC tampak maklum. Karena ini hal biasa, tukeran seragam RCRC diantara sukarelawannya.
Peta Desa
Anggota sukarelawan desa mempresentasikan, salah satunya adalah peta desa dan termasuk jalur evakuasi, dihadapan peserta workshop. Dilanjutkan dengan Tanya jawab.
Seperti di Indonesia maka peta tersebut juga dibuat oleh masyarakat sebagai peta mental, mereka belum memanfaatkan GPS dalam memetakan risikonya. Namun mereka (Thai Red Cross) tertarik untuk belajar.
Persaudaraan Islam
Berbeda dengan peserta lain, saya dan Nasrullah mendapat oleh-oleh – ini tidak seperti peserta lain yang tidak mendapatkannya – yaitu berkantong-kantong makanan, air dan kue basah khas melayu serta diberikannya uang dari salah satu warga yang sepertinya merupakan Ustadz, dengan alasan karena kami sedang berpuasa, musafir yang sedang menuntut ilmu. Alhamdulillah.
Terima kasih Ustadz Muhammad Arifin, dan seluruh warga desa Ban Bo Dan Phanga. Sampai jumpa lagi.
Alhamdulillah,mas Ujang sudah mendapatkan salah satu berkah bulan ramadhan
ReplyDeletemudah mudahan bisa bertemu lagi dengan mereka :)
ReplyDelete