
Pasca ledakan di Mega Kuningan (Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton), saya jadi ingat kejadian beberapa tahun yang lalu, yaitu pas pemetaan di Salah satu desa di Kab. Pasawaran (d/h Lampung Selatan). Waktu itu juga baru saja kejadian peledakan bom di Kuningan.
Waktu itu ada satu tim pemetaan yang bertugas memetakan fasilitas umum, instansi milik pemerintah dll. Nah kebetulan di desa itu ada batalyon militer.
Tim itu kemudian memetakan seluruh desa sesuai dengan tugasnya, dan sekitar tengah hari mereka memetakan batalyon tersebut. Sayangnya mereka masuk tanpa izin, ditanyalah mereka, sedang apa? Siapa yang suruh dst, yah layaknya petugas bertanya demi keamanan Negara. Dijawablah dengan jujur oleh tim tersebut, apa tujuan mereka.
Pertama kali ditanya, ga masalah karena mereka warga disana, apalagi demi kesiapsiagaan bencana. Dilepaslah mereka. Namun ternyata ada perwira curiga dengan yang dibawa tim itu. Dipanggillah tim itu dan ditanya lagi.
Setelah tahu mereka membawa GPS, diambilah GPS itu diteliti dan kemudian, dihapusnya semua data yang sudah didapat tim tersebut dengan peluh sejak pagi. Habislah data yang sudah dikerjakannya sejak pagi tadi.
Kesal dan kecewa menyelimuti mereka, setelah dijelaskan oleh sang perwira kenapa dia harus menghapusnya, akhirnya dia menerima juga dan besoknya diulangilah pemetaan mereka seisi desa tanpa memetakan lagi batalyon militer tersebut. "Kapok, ga mau capek lagi" kata mereka.
Ternyata memang masih banyak masyarakat Indonesia belum familiar dengan GPS.
Teman-teman PMI yang sedang atau akan memetakan suatu daerah jangan lupa minta izin bila akan memetakan instalasi penting dan harus kita lindungi yah, seperti batalyon militer kita, TNI tercinta.











0 komentar:
Post a Comment