1.4.11
Participatory Photo Mapping for Fun & Disaster Risk Reduction
Pak Martin yang juga seorang Garminerz (saya menggunakan istilah ini untuk orang yang sering menggunakan GPS Garmin, terutama untuk hobby, yah walaupun sering juga akhirnya digunakan untuk pekerjaan) membuat saya banyak diskusi dan belajar dengannya mengenai GIS dan GPS.
Beliau memperkenalkan saya dengan sebuah “Boys Toy” yaitu Geosetter. Dengan geosetter kita bisa meng-geotagging foto-foto hasil jalan-jalan ataupun hasil asesmen kita.
Nah, hasil geotagging pada foto-foto kita dapat dimuat di GoogleEarth.
HASIL GEOTAGGING DAPAT kita gunakan untuk menyimpan memori perjalanan kita, dan juga untuk membantu pejalan lain untuk menapaktilasi perjalanan kita atau paling tidak mengunjungi tempat-tempat yang kita sarankan dikunjungi oleh pejalan lain.
Tempat-tempat wisata yang indah, misalnya tempat indah yang baru saya kunjungi yaitu Bukit Lengkisau di Painan Pesisir selatan yang secara kebetulan dan mungkin sulit dijumpai lagi yaitu adanya pelangi kembar di atas Painan.
Dan juga tempat-tempat kuliner yang membuat lidah kita menari-nari karena lezatnya.
Bagaimana caranya kita meng-geotagging foto-foto kita dengan menggunakan geosetter? Berikut ini tips singkatnya:
1. Buka aplikasi geosetter
2. Unggah foto-foto yang akan di-geotagging
3. Masukkan koordinat yang sudah kita dapat melalui GPS
4. Bisa juga dimasukkan info-info yang diperlukan yang nantinya akan tampil bila foto kita diklik di jendela GoogleEarth. Nah kawan-kawan bisa narsis disini dengan mengisikan info-info artist, Caption Writer, Credit, Copy writer dengan nama kawan-kawan.
5. Save hasil geotagging
6. Klik icon GoogleEarth, dan ….. tunggu sampai GoogleEarth menampilkan hasilnya.
7. Mudahkan?
Untuk langkah detilnya saya sedang menyusunnya, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa selesai. Tapi sepertinya langkah singkat di atas juga mudah dilakukan kawan-kawan.
APLIKASI INI BISA kita manfaatkan juga untuk kegiatan yang disebut dengan Participatory Photo Mapping, terutama untuk kegiatan kesiapsiagaan bencana dan juga upaya pengurangan risiko bencana atau dalam payung besar manajemen bencana.
PMI yang sudah memanfaatkan pendekatan Participatory Risk Mapping dan juga telah banyak memiliki Disaster Risk Mappers tentunya dapat memanfaatkan tekhnik ini dan juga aplikasi ini.
Untuk ditempat kerja saya yang sekarang, Mercy Corps, saya pasti akan memanfaatkannya.
Seperti yang sudah dilakukan para Mappers PMI, dimana dulunya mereka mengambil foto dan koordinat untuk program Pengurangan Risiko terpadu Berbasis Masyarakat (Pertama) dan hasilnya digunakan untuk perencanaan kontinjensi dan pengurangan risiko di desa mitra. Maka dengan aplikasi ini akan lebih mudah mengerjakannya.
Ayo para Risk Mappers kita gunakan aplikasi ini. Buktikan kita mampu dan berkembang keterampilan kita.
UNTUK RISK MAPPERS akan saya kirimkan lewat e-mail contoh hasil kerja saya, tinggal klik dan kawan-kawan lihat hasilnya di GoogleEarth, tunggu yah.
BAGAIMANA MEMANFAATKAN HASIL participatory photo mapping dalam ranah manajemen bencana? Seperti yang pernah Risk Mappers lakukan di daerah program, yaitu dengan menampilkan peta dan foto-foto terkait hazard, vulnerability dan capacity kemudian didiskusikan bersama diantara masyarakat di desa yang bersangkutan, biasanya yang memfasilitasi diskusi adalah masyarakat sudah terlatih – Sibat (kelompok siaga bencana) misalnya. Hal ini dilakukan setelah dilakukan analisa baik antara praktisi menajemen bencana maupun masyarakat lokal.
Juga bisa dilakukan dengan berbagi data antara para aktor manajemen bencana (pemerintah, masyarakat, badan kemanusiaan –LSM, peneliti dan juga dunia usaha).
Data geotagging yang dilakukan dengan menggunakan geosetter sangat mudah dibagikan kepada mitra, dengan mengirimkan file yang sudah berbentuk KMZ. Selanjutnya bisa dilakukan analisa secara partisipatif walaupun tidak berada dalam ruangan atau organisasi yang sama dan juga tekhnik yang tidak sama pula, hasilnya bisa digunakan bersama.
Perubahan perilaku ke arah yang positif diharapkan dapat terfasilitasi dan akhirnya mudah diterima oleh masyarakat. Dengan mendiskusikan sesuatu yang nyata (foto-foto) dan juga pengalaman yang ada.
SECARA RINGKAS, ALUR pelaksanaan pemetaan & foto secara partisipatif adalah:
1. Buat perencanaan pemetaan risiko secara partisipatif bersama-sama dengan masyarakat
2. Pengambilan data (spasial, info dan juga foto) dilapangan
3. Kompilasi data
4. Analisa
5. Diskusikan hasil yang sudah diolah dengan masyarakat untuk mendapatkan umpan balik dan juga informasi baru/tambahan atau perbaikan
6. Buat perencanaan – juga dengan menggunakan data risiko lainnya (misalnya hasil survey awal, survey perilaku/KAP):
a. Perencanaan kontinjensi
b. Perencanaan upaya pengurangan risiko
c. Standar Operating Procedures (SOP)
7. Presentasikan hasil kepada pemangku kepentingan (stake holder) dan juga berbagi dengan mereka. Sehingga hasil-hasil perencanaan yang dibuat dimasyarakat dapat di”injeksikan” kepada kebijakan pemerintah yang sudah ada atau yang belum ada, sehingga pelaksanaan dilapangan akan terjadi komunikasi dan koordinasi yang baik. Bila kebijakan pemerintah daerah belum ada diharapkan perencanaan desa dapat menjadi bahan rangsangan agar pemda segera memiliki kebijakan (Perda, Perbup, Perwako, Rencana Kontinjensi, SOP dll).
Kegiatan itu selayaknya dilakukan dengan partisipasi penuh masyarakat.
JANGANLAH NEGERI KITA yang rawan bencana membuat kita hanya merasa takut dan pasrah tanpa upaya, mari kita siaga.
Tuhan, tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak mau merubahnya. ▲
Keterangan foto:
1. Perkebunan teh disepanjang jalan menuju Danau Atas (S1°04’25.2” E100°45’06.6”) dan Danau Bawah (S1°00’34.0” E100°43’52.2”) di Kabupaten Solok Sumatera Barat. Untuk dapat melihat kedua danau kembar sekaligus, anda dapat berkunjung ke Panorama di S1°02’39.6” E100°44’24.0”.
2. Kota painan dilihat dari lokasi evakuasi (S1°20’31.4” E100°35’12.0”) yang dibangun oleh pemerintah setempat di perbukitan.
3. Salah satu petunjuk evakuasi di Painan Kab. Pesisir Selatan (S1°20’59.1” E100°34’45.9”), disamping kediaman salah seorang pemimpin Kab. Pesisir Selatan.
Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan ini disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.
GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
0 komentar:
Post a Comment