13.4.12
Pelatihan “Kepemimpinan dan Managemen Kedaruratan (Leadership and Management in Emergencies)
Yang diharapkan terlibat dalam pelatihan ini adalah : Staf yang ada berada dalam posisi kepemimpinan atau manajemen tim inti dari semua program atau bidang. Peserta sebaiknya staf sudah agak lama atau senior, yang akan diutus untuk mengelola beberapa bidang suatu tanggap darurat skala kecil sampai menengah. Program ini menguji beberapa aspek kunci manajemen dan kepemimpinan dalam situasi kedaruratan.
Jumlah peserta dibatasi hanya 30 peserta
Fasilitator utama pelatihan ini adalah : Avianto Amri, anggota aktif MPBI dan bersertifikasi internasional sebagai pelatih dalam kepemimpinan dan manajemen kedaruratan. Dia memiliki pengalaman luas dalam menyampaikan pelatihan di tingkat internasional, khususnya di Negara-negara Asia Tenggara. Dia telah melakukan pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Tanggap Darurat lebih dari 100 jam pelatihan dan telah melatih lebih dari 180 direktur dan manager senior di Asia. Pelatihan ini diperkaya oleh pengalaman kerjanya di bencana besar, termasuk di Haiti (2010), Pakistan (2010), Cambodia (2011), Thailand (2011), Filipina (2012), dan di Indonesia (sejak 2006 sampai saat ini). Dia juga berpengalaman memfasilitasi beragam topik pelatihan dalam system koordinasi antar lembaga, Hak-hak Anak, Standar Minimum INEE dalam Pendidikan, dan Respons Tahap Pertama untuk Staf garis depan.
Melalui surat ini, kami mengundang lembaga Bapak/Ibu untuk ikut berpartisipasi dalam mengikuti/mengirimkan peserta untuk pelatihan ini.
Untuk informasi lebih rinci silakan menghubungi Sekretariat MPBI :
Sdr. Verdy , Telp/fax. 021-445 880 79, HP: 0811-8701980
e-mail: profesionalisasipbmpbi@yahoo.co.id
TOR
Leadership and Management in Emergencies
24-26 April 2012 – Jakarta, Indonesia
Rationale
In the period of 5 years, between 2002 – 2006, it was recorded more than 3,000 disasters happened in Indonesia and the number of affected people every year relatively continue to increase, where women and children are among the most vulnerable groups. In the other hand, the number of humanitarian agencies responding to crisis/ emergencies in Indonesia also continues to grow. A significant growth is observed for local Non Government Organizations (NGOs) and also in the private sectors where there are more and more private enterprises established their emergency/ crisis response teams with the support from their Corporate Social Responsibility (CSR) funding.
Looking at these facts, MPBI recognizes that there is an increase number of agencies working in the humanitarian sector and also with relatively new staffs with limited experiences. These agencies must increase its capacity, and review some of the existing mechanisms and systems in order to ensure that affected people realize their rights in emergencies. Decision makers within these agencies need to be equipped with a set of basic knowledge, skills and attitudes that will allow them to achieve results effectively for humanitarian emergency response. This course contributes to meet this need.
Purpose
To develop stronger humanitarian leadership of humanitarian agencies through capacity building on leadership and management skills for key team leader or managerial positions
Course learning objectives
At the end of the course participants will be able to:
· Describe what is expected in an operation during emergencies and explain the mechanisms that senior managers can use in order to ensure that it fulfils its commitments for emergency response.
· Be aware of, and be able to identify the main internationally agreed humanitarian frameworks (Humanitarian Charter, Red Cross / NGO Code of Conduct, Sphere Minimum Standards, and INEE Minimum Standards) and identify the implications of them for the management emergency response
· Identify the characteristics of effective leadership and management that are particularly important for emergency response
· Understand the existing mechanisms and procedures that managers should use to fulfil their institutional accountabilities (such as cluster coordination, rapid need assessment, program design, and donor mapping).
· Identify further learning needs that can be included in personal development plans
Who is this training for?
Existing staff in key team leader or management positions from all programme areas or discipline are targeted. Participants would be middle to senior staff, who are likely to be called upon to manage some aspect of a small-medium scale emergency response. This programme examines key aspects of management and leadership in emergency situations and is for existing
How the course will run
These learning materials assume that an "Experiential Learning" approach will be used during their implementation. Experiential Learning is a process quite different from the prevailing behavioral, rational idealist, and traditional educational theories. These materials were developed using participant’s experience, both past and present, as a central element in their learning process. If the sessions are followed as suggested participants’ new learning will be mostly "discovered" by participants, rather than explained or lectured by instructors. However there will be information that will need to be shared in forms of lecture and transmitted as instruction. Some information that will fall into this category may include organizational expectations, operating procedures, and other policy related issues.
The “face-to face” learning event is a three-day workshop (approx. 24 hours) and combines different learning techniques and group dynamics. The main added value of the workshop is to maximize collective/group learning and personal interaction resulting from a combination of participant’s previous experiences (what they bring in their “suitcase”) and new content/know-how from the facilitators and/or other colleagues.
An important part of the workshop is the simulation exercise in which participants test themselves, in a non-threatening but highly demanding environment, with regards to their skills, competences, know-how and attitudes vis-a-vis leadership and management for emergency response.
Pre-workshop reading will be given and some preparation time will be set aside during the course. The training will be conducted in Bahasa Indonesia.
Certificate
Please note that participants will be presented with a certificate by MPBI if they have completed all the pre-workshop reading assignment and attended all the days of the training
Workshop fee
The fee for the workshop is IDR 3,500,000.- (payable in full at least 10 days advance of the training). The fee includes the cost of tuition, training material, lunch, plus morning and afternoon tea/coffee breaks. All participants are responsible for any associated travel expenses to and from Jakarta, airport transfer, accommodation, evening meals, health/accident insurance and other personal expenses.
About the facilitator
The lead facilitator of this training is Avianto Amri, an active member of MPBI and a certified international facilitator on leadership and management in emergencies. He has an extensive experience in delivering training at the international level, particularly South East Asia countries. He has delivered more than 100 hours of training on Leadership and Management in Emergencies and has trained more than 180 directors and senior managers across Asia. The training will be enriched by his work experiences working in major emergencies, including in Haiti (2010), Pakistan (2010), Cambodia (2011), Thailand (2011), the Philippines (2012), and in Indonesia (since 2006 until present).
He also has the experiences delivering trainings in the topics of IASC’s cluster coordination system, Child Rights and Participation in Emergencies, INEE Minimum Standards, and First Phase Response for Frontline staff.
Please contact MPBI Secretariat, Mr. Verdy, tel/fax. 021-445 880 79, HP: 0811-8701980 e-mail: profesionalisasipbmpbi@yahoo.co.id for application.
Kepemimpinan dan Manajemen dalam Kedaruratan
Jakarta, 24-26 April 2012
Latarbelakang
Dalam jangka 5 tahun, antara tahun 2002-2006, terekam lebih 3000 kejadian bencana terjadi di Indonesia dan jumlah penduduk yang terkena dampak tiap tahunnya semakin meningkat, di mana perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling terkena dampak bencana. Di samping itu jumlah lembaga kemanusiaan yang menanggapi krisis/kedaruratan di Indonesia juga terus meningkat. Pertambahan yang signifikan dapat diamati pada sektor organisasi non pemerintahan lokal dan juga di sektor bisnis yang membentuk tim kedaruratan atau tim reaksi cepat dengan dukungan dana tanggungjawab sosial perusahaannya.
Mengamati fakta ini, MPBI menyadari ada pertambahan jumlah lembaga baru yang bekerja dalam sektor kemanusiaan dengan staff-staff yang juga relatif baru dengan pengalaman yang terbatas. Lembaga-lembaga ini harus meningkatkan kemampuannya, dan mengetahui beberapa mekanisme dan prosedur yang sudah ada untuk memastikan agar penduduk terkena bencana terpenuhi hak-haknya dalam kedaruratan. Para pengambil keputusan dalam lembaga-lembaga ini perlu dilengkapi dengan seperangkat pengetahuan dasar, ketrampilan dan sikap yang akan membantu mereka mencapai hasil yang efektif untuk melakukan respons darurat kemanusiaan. Pelatihan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ini.
Tujuan
Untuk menguatkan kepemimpinan para pimpinan dan manajer lembaga-lembaga dalam menjalankan misi kemanusiaan melalui pengembangan kapasitas dalam kepemimpinan dan ketrampilan-ketrampilan manajemen untuk para pimpinan tim atau di pihak manajemen.
Sasaran pembelajaran pelatihan
Pada akhir kursus mitra latih sudah mampu:
· Menjelaskan apa yang diharapkan dari suatu kegiatan pada tanggap darurat dan menjelaskan mekanisme yang dapat digunakan oleh manager senior untuk memastikan pemenuhan komitmen lembaganya dalam respons tanggap darurat;
· Lebih sadar, dan lebih mampu mengidentifikasi kerangka kerja utama di bidang kemanusiaan (mengerti mengenai Piagam Kemanusiaan, Kode Etik Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan ORNOP Kemanusiaan, Standar-standar Minimum Sphere, dan Standar-standar minimum INEE) dan mengidentifikasi kaitannya dalam manajemen tanggap darurat;
· Mengidentifikasi karakteristik kepemimpinan dan manajemen efektif yang khususnya penting dalam tanggap darurat;
· Memahami mekanisme dan prosedur yang sudah ada yang perlu digunakan oleh para manager untuk memenuhi akuntabilitas kelembagaannya (misalnya koordinasi cluster, pengkajian cepat kebutuhan darurat, perencanaan program, dan pemetaan donor); dan
· Mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran lebih lanjut yang dapat dimasukkan dalam rencana pengembangan SDM.
Pelatihan ini buat siapa?
Pelatihan ini ditujukan untuk staf yang ada berada dalam posisi pimpinan atau tim manajemen inti dari semua program atau bidang. Peserta sebaiknya staf sudah senior, yang akan ditugaskan untuk mengelola program tanggap darurat skala kecil sampai menengah. Pelatihan ini akan menguji beberapa aspek kunci manajemen dan kepemimpinan dalam situasi kedaruratan.
Bagaimana pelatihan ini akan dilaksanakan?
Bahan pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman. Pembelajaran berbasis pengalaman adalah suatu proses belajar yang berbeda dengan teori-teori pendidikan tradisional yang menggunakan metoda perilaku atau idealis rasional. Bahan-bahan ini dikembangkan dengan menggunakan pengalaman para mitra latih, baik pengalaman masa lalu mapun masa kini, sebagai suatu unsur utama dalam proses pembelajaran. Jika sesi-sesi ini diikuti seperti yang disarankan kepada para mitra latih, maka hampir dapat dipastikan pembelajaran baru akan ditemukan oleh para mitra latih, bukan sekadar yang dijelaskan atau diajarkan oleh para pelatih. Akan tetapi ada informasi yang perlu dibagikan dalam bentuk paparan dan instruksi. Beberapa informasi disampaikan dengan cara ini termasuk harapan organisasi, prosedur kegiatan, dan hal-hal berkaitan dengan kebijakan.
Kesempatan belajar “face-to face” (temu muka) selama lokakarya tiga hari (kira-kira 24 jam) dan menggabungkan beberapa teknik pembelajaran yang berbeda dan dinamika kelompok. Nilai tambah kursus ini adalah memaksimalkan pembelajaran bersama dan interaksi pribadi yang menghasilkan suatu kombinasi pengalaman mitra kursus (yang mereka bawa dalam ‘tas’ mereka) dan pengetahuan baru dari fasilitator dan atau mitra latih lainnya.
Bagian penting dalam pelatihan ini adalah satu hari latihan simulasi di mana mitra kursus menguji diri mereka sendiri, dalam kondisi yang aman namun sangat menantang, mengenai ketrampilan, kompetensi, pengetahuan dan sikap-sikap kepemimpinan dan manajemen untuk tanggap darurat.
Bacaan pra-lokakarya akan diberikan dan beberapa persiapan disyaratkan sebelum mengikuti kursus. Pelatihan ini akan dilakukan Bahasa Indonesia, namun pada saat simulasi, bahan ajar akan menggunakan bahasa Inggris.
Sertifikat
Agar dicatat bahwa mitra kursus akan diberikan sertifikat oleh MPBI bila mereka melengkapi seluruh tugas pra-kursus dan mengikuti seluruh sesi selama kursus.
Biaya kursus
Biaya latih Rp 3,500,000.- (dibayar selambatnya 10 hari sebelum pelatihan). Biaya pelatihan termasuk biaya bimbingan, bahan kursus, makan siang, kue dan teh/kopi pada rehat pagi dan siang. Mitra latih bertanggung jawab langsung pada seluruh biaya lainnya misalnya biaya perjalanan dari dan ke Jakarta, transporttasi dari dan ke bandara, penginapan, makan malam, asuransi kesehatan/kecelakaan dan biaya-biaya lainnya.
Fasilitator
Fasilitator utama pelatihan ini adalah Avianto Amri, anggota aktif MPBI dan bersertifikasi internasional sebagai pelatih dalam kepemimpinan dan manajemen kedaruratan. Dia memiliki pengalaman luas dalam menyampaikan pelatihan di tingkat internasional, khususnya di Negara-negara Asia Tenggara. Dia telah melakukan pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Tanggap Darurat lebih dari 100 jam pelatihan dan telah melatih lebih dari 180 direktur dan manager senior di Asia. Pelatihan ini diperkaya oleh pengalaman kerjanya di bencana besar, termasuk di Haiti (2010), Pakistan (2010), Cambodia (2011), Thailand (2011), Filipina (2012), dan di Indonesia (sejak 2006 sampai saat ini).
Dia juga berpengalaman memfasilitasi beragam topik pelatihan dalam system koordinasi antar lembaga, Hak-hak Anak, Standar Minimum INEE dalam Pendidikan, dan Respons Tahap Pertama untuk Staf garis depan.
Share MeTweet
Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan ini disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.
View My Profile on
GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
0 komentar:
Post a Comment