BERBAGI PENGALAMAN KEGIATAN RISK MAPPING DI KECAMATAN TEUNOM KABUPATEN ACEH JAYA
Risk Mapping merupakan pembuatan peta dasar dengan pemanfaatan GPS (Global Positioning System) untuk mendapatkan informasi aktual, bahkan sampai wilayah atau batas administrasi terkecil, yaitu tingkat desa atau kelurahan. Salah satu tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Risk Mapping adalah membuat peta dasar wilayah yang paling sering terkena bahaya dan berisiko tinggi terkena dampak bencana. Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah program dari Integrated Community Based risk reduction (ICBRR) yang merupakan kerjasama dari Palang Merah Indonesia (PMI) dengan Palang Merah denmark (Danish Red Cross/DRC) dan DIPECHO.
Kegiatan Risk Mapping merupakan salah satu program dari kegiatan ICBRR dimana sebelum pelaksanaan Risk Mapping telah dilakukan kegiatan PRA, VCA dan Baseline Survey. Di Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya sendiri terdapat enam belas desa program ICBRR, kebetulan penulis dimobilisasi oleh PMI Pusat untuk membantu kegiatan Risk Mapping di empat desa, yakni di Desa Bate Roo, Desa Seuneubok Padang, Desa Teupin Ara, dan Desa Paya Baro. Kegiatan tersebut melibatkan Tim Satgana dan Sibat Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya. Selain itu, juga melibatkan Anggota Satgana PMI Daerah Jawa Tengah saudara Danang dan Anggota Satgana PMI Daerah Jawa Barat (penulis) yang dimobilisasi oleh PMI Pusat.
Risk Mapping di Desa Bate Roo dan Desa Seuneubok Padang dilaksanakan dari tanggal 27 November sampai dengan tanggal 1 Desember 2007. Sedangkan di Desa Teupin Ara dan Desa Paya Baro dilaksanakan dari tanggal 2 sampai dengan tanggal 4 Desember 2007.
Pada tanggal 27 November sampai dengan tanggal 1 Desember 2007 Tim Satgana dan Sibat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I melaksanakan Risk Mapping di Desa Bate Roo sedangkan kelompok II melaksanakan Risk Mapping di Desa Seuneubok Padang. Masing-masing kelompok dibagi menjadi lima tim. Tiap-tiap tim memiliki tugas yang berbeda-beda. Masing-masing kelompok harus menyelesaikan pemetaan batas desa, perumahan, sumber kehidupan, life line, HVCR, dan jalur evakuasi. Setelah datanya diperoleh, data tersebut langsung transfer dan diproses ke computer dengan menggunakan program Map Source. Selain itu dibuat pula peta overlay dan peta dinding yang terbuat dari matras.
Setelah selesai melaksanakan Risk Mapping di Desa Bate Roo dan Desa Seuneubok Padang, Tim Satgana dan Sibat kembali dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I melaksanakan Risk Mapping di Desa Teupin Ara sedangkan kelompok II di Desa Paya Baro. Kegiatan Risk Mapping di dua desa ini dilaksanakan dari tanggal 2-4 Desember 2007. Pada kegiatan Risk Mapping di dua desa ini, masing-masing kelompok juga dibagi menjadi
sempetin makan mie aceh ga pak ? :)
ReplyDelete