“RISK MAPPING” TIGA DESA DI SERIRIT
Bali mempunyai luas 632,86 km² atau 0,29% dari luas seluruh kepulauan Indonesia. Bali merupakan pulau yang secara geotektonik terletak pada daerah pertemuan lempeng tektonik yaitu Eurasia dan Indo-Australia. Disamping itu terdapat beberapa sesar local diantaranya yang penting adalah sesar busur belakang yang terbentang diutara pulau Bali yang merupakan lanjutan sesar Flores.
Dari kondisi tektonik diatas dapat disebut daerah Bali merupakan salah satu daerah yang rawan terhadap gempa bumi, dan berpotensi pula gempa bumi yang terjadi didasar laut menimbulkan tsunami. Data observasi jaringan gempa bumi Bali mencatat rata-rata per tahun lebih dari 1200 kali gempa bumi dan yang dapat dirasakan masyarakat sekitar 2-9 kali. Dari data kronologi beberapa kali Bali dilanda bencana gempa bumi dan yang masih dikenal masyarakat yaitu bencana gempa bumi di Seririt pada Juli 1976.
Berdasarkan kondisi diatas, maka PMI Cabang Buleleng kerjasama dengan Palang Merah Daerah Bali dan Palang Merah Ferancis (FRC) memilih tiga desa yang ada di Kecamatan Seririt sebagai desa yang rawan bencana. Desa-desa yang dimaksud adalah Kelurahan Seririt, desa Patemon dan desa Sulanyah. Ketiga desa tersebut dijadikan desa binaan PMI dalam program upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana yang berbasis masyarakat (DP) . Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah “PEMETAAN SUMBER DAYA, ANCAMAN DAN RESIKO BENCANA ATAU RISK MAPPING”.
Community Awareness in Disaster Preparedness (DP) and Risk Reduction (RR) merupakan program upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam hal kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana yang berbasis kompetensi masyarakat. Kesiapsiagaan dan pengurangan risiko terjadi ketika pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran masyarakat meningkat dan diperkuat dengan keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Kegiatan-kegiatan didalamnya memberikan peluang kepada kelompok sasaran primer (masyarakat, siswa, guru), sekunder (PMR, KSR, TSR dan Satgana) dan tersier (pengambil kebijakan) untuk berperan dalam peningkatan kapasitas.
Pemetaan dan analisis terhadap bahaya, risiko, kerentanan dan sumber daya yang melibatkan PMI dengan masyarakat dapat menghasilkan suatu srategi maupun kegiatan yang terencana, maka kelompok primer dengan dukungan kelompok sekunder serta tokoh masyarakat setempat menfasilitasi proses diskusi dan curah pendapat dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan permasalahan serta kebutuhan yang memerlukan pemecahan maupun pemenuhan.
http://rarunk.wordpress.com/2008/05/02/%E2%80%9Crisk-mapping%E2%80%9D-tiga-desa-di-seririt/#comment-2
0 komentar:
Post a Comment