Hai kawan pembaca, selamat bertemu lagi dengan saya. Saat ini saya akan berbagi tips
menyelamatkan diri dari tsunami dan gempa.
Tidak semua gempa
di lautan menyebabkan tsunami dan juga tidak semua tsunami didahului oleh gempa
bumi.
Bila terjadi
gempa, warga pesisir pantai kerap bertanya dan kebingungan sehingga menimbulkan
kepanikan, apakah mereka harus mengungsi? Apakah akan terjadi tsunami? Kemana
akan mengungsi? Apakah bukit dan perbukitan satu-satunya tempat aman mengungsi
dari tsunami? Kemana saya mendapatkan info bahaya?
Berikut ini
panduan yang saya gunakan untuk diri saya dan keluarga bila saat berada di
pesisir pantai terjadi gempa:
- Sadar lokasi, maksudnya kita berada di mana? Apakah kita berada di daerah
rawan tsunami? Bila iya, maka ...
- Bila gempa terjadi lebih dari satu
menit, guncangan sangat kuat sehingga saya tidak mampu berdiri, struktur
bangunan hancur – maka saya ...
- Setelah gempa telah berhenti, saya akan segera menuju tempat yang tinggi
tanpa menunggu peringatan dari BMKG (walaupun hape saya sudah terhubung dengan
BMKG – sehingga bila terjadi gempa di belahan Indonesia manapun akan
mendapatkan pemberitahuan dan bila berpotensi tsunami akan mendapatkan
peringatan bahaya potensi tsunami). Tempat yang tinggi tidak harus bukit, namun
bangunan lebih dari 3 lantai bisa digunakan untuk tempat penyelamatan. Saya
akan memilih gedung yang masih utuh tentunya secara struktur bangunan.
Sadar lokasi
sangat penting untuk keselamatan (bertahan hidup) disaat terjadinya bencana.
Bila anda ditugaskan di daerah rawan tsunami, carilah info atau peta daerah
rawan tsunami. Ketahui dimana anda bekerja dan dimana anda tinggal, serta
ketahui daerah mana yang aman. Sehingga bila terjadi gempa yang berciri dapat
menimbulkan tsunami seperti yang ada pada nomor 2 diatas, anda bisa escape. Untuk peta aman tsunami di kota
Padang, anda bisa mengunduh disini.
Bila anda sudah mendapatkan atau memiliki peta, maka bawalah selalu peta
tersebut – taruh di tas yang selalu anda bawa, dan masukkan dalam kantong
plastik kedap air.
Disaat terjadi
gempa, panduan keselamatan yang bisa dilakukan adalah:
- Lindungi Kepala, bisa dengan tangan, tas atau apapun yang bisa digunakan
sebagai pelindung
- Bila di dalam ruangan, segera sembunyi di kolong meja, kolong tempat tidur
atau disamping furniture yang kokoh (lemari besar) atau disamping kursi
panjang.
Bila tidak
ada tempat sembunyi segera tiarap sambil tetap melindungi kepala anda.
- Jauhi kaca, karena disaat gempa, kaca bisa pecah dan pecahan kaca dapat
melukai anda. Luka yang disebabkan pecahan kaca bisa fatal dan letal/mematikan.
- Jauhi hiasan rumah yang dapat jatuh (bingkai foto/lukisan, lampu hias, TV,
lemari yang tidak diamankan)
- Bila sudah reda gempanya, segera menuju ke lapangan terbuka dengan langkah
yang aman (jangan berlari dengan panik), bila menggunakan tangga darurat disaat
menggunakannya jangan lupa tetap berpegangan pada handrail –nya. Sehingga bila ada goyangan atau tertabrak orang
lain, anda masih bisa mengendalikan diri agar tidak terjatuh. Karena terjatuh
disaat menyelamatkan diri umumnya fatal karena ada risiko terinjak-injak.
- Bila ada orang yang memimpin evakuasi (misalnya staf security terlatih, atau kebetulan ada orang yang memiliki
keterampilan sebagai penyelamat/rescuer),
ikutilah arahannya.
Bila anda berada
di jalan:
- Lindungi kepala anda
- Jatuhkan tubuh anda ke jalan, tengkurap dan tetap lindungi kepala
- Hindari tiang listrik, papan reklame dan pohon
Bila anda sedang
berkendaraan dengan mobil:
- Hentikan kendaraan
- Matikan mesin
- Ajak penumpang lain segera keluar mobil
- Segera tengkurap di samping mobil. Jangan
di kolong mobil.
Jangan pernah kembali ke bangunan walaupun gempa
telah reda, apapun alasannya.
Maksud dari saya
tidak menunggu info BMKG adalah bukan karena saya tidak percaya dengan BMKG dan
mengajak anda juga tidak mempercayainya. Namun ini lebih dikarenakan pada saat
ini jeda antara terjadinya gempa dan informasi terjadinya gempa dan peringatan
potensi tsunami adalah 7 menit bahkan bisa lebih bila jalur crowded atau terganggu akibat gempa.
Juga berdasarkan info dari BMKG bahwa dibeberapa daerah memiliki waktu emas
yang sangat singkat yaitu 5 menit. Nah waktu emas itulah yang kita gunakan
untuk menyelamatkan diri.
Jangan menunggu
tanda adanya air laut surut atau bau garam yang menyengat. Karena tidak semua
tsunami didahului air laut yang surut atau bau garam yang menyengat. Bila anda
menunggu itu, maka anda terlambat, karena bila memang terjadi air laut surut
maka tsunami sudah di depan mata dan anda tidak punya kesempatan untuk berlari
– kecepatan tsunami melebihi kecepatan anda berlari atau menggunakan kendaraan.
Jadi keputusan
mengungsi ada ditangan anda. Mengungsi ? atau tidak?
Share Me
Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan ini disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.
View My Profile on
GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com
0 komentar:
Post a Comment