Slider-1-Title-Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim.

Slider-2-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-3-Title-Here

Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui. Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem.

Slider-4-Title-Here

dui quis mi consectetuer lacinia. Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui.

Slider-5-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

15.3.11

This Year, World Population: 7 Billion/ Tahun ini 7 Miliar Manusia

Populasi manusia beberapa dekade ini mengalami lonjakkan yang sangat signifikan perubahannya sejak manusia “menguasai” dunia. Lonjakkan itu dimulai dengan revolusi industri yang diikuti perkembangan yang pesat dalam bidang biotekhnologi.

National Georaphic Society melalui Majalah dan Saluran (Channel) National Geographicnya, mengajak kepedulian kita terhadap lonjakan populasi tersebut.

Tahun ini dikatakan jumlah manusia di bumi ini akan berjumlah tidak kurang dari 7 miliar (bayangkan … untuk menghitung angka 1 sampai 7 miliar saja kita akan menghabiskan waktu dua ratus tahun).

Namun angka 7 miliar itu bukanlah sekedar angka, banyak arti didalamnya, banyak langkah didalamnya dan banyak kenangan didalamnya.

Bila kita kumpulkan semua manusia yang berjumlah 7 milliar itu saja dalam satu tempat maka kota Los Angeles di USA mampu menampungnya. Namun yah itu 7 miliar bukan Cuma angka dan atau kecukupan dunia menampungnya. Bila melihat itu saja yah kita bisa bilang cukup, lah wong hanya kota LA saja kok, pasti cukupkan dunia buat 7 milliar manusia. Sekali lagi, bukan Cuma sekedar angka.


Apa Implikasi 7 Miliar Manusia?

7 milliar manusia akan berimplikasi pada sektor-sektor: Air, Pangan, Teknologi, dan, Rural vs Mega cities.

Kebutuhan air bersih meningkat seiring dengan meningkatnya populasi, air bersih didunia yang tersedia sangatlah kecil/sedikit. Kebanyakan berasal dari dalam tanah dan gletser di pegunungan.

Meningkatnya populasi mengakibatkan pencarian sumber air bersih meningkat dan yang paling mudah adalah memanfaatkan air tanah. Namun pada Negara-negara yang lemah pengawasan penggunaan air tanah akan mengakibatkan penyedotan yang gila-gilaan dan digunakan untuk keperluan yang gila pula (misalnya digunakan untuk mencuci mobil/motor, mungkin kawan-kawan ada yang punya hitung-hitungan pemubaziran air ini) tanpa ada tindakan bagaimana merawat/memanajemeni air.

Air yang digunakan akan dibuang begitu saja lewat selokan dan langsung ke sungai lalu ke laut, tanpa ada kesempatan menyerap kembali ke tanah. Maka air akan terbuang dan air tanah semakin menipis dan habis.
Padahal bila kita mau belajar kepada pengusaha tauge/kacambah di Jakarta, maka kita bisa berhemat air. Pengusaha ini sangat boros air bersih, karena tauge tidak bisa tumbuh baik bila menggunakan air kotor. Namun begitu dengan indigenous knowledge mereka, mereka membuat saluran penyerapan kembali air yang sudah digunakan ke dalam tanah dan nantinya air tanah mereka gunakan kembali. Jadi daur air akan berputar.

Bila air tanah menipis dan hilang maka kejadian selanjutnya adalah terjadinya intrusi air laut, akibatnya daerah tersebut amblas dan bayangkan bagaimana bangunan diatasnya?

Bila air sudah langka maka kita akan kembali ke peradaban masa lalu. Manusia akan berperang dengan sesama demi sumber air dan Negara yang memiliki sumber air akan menjadi target dikuasai Negara besar yang tidak memiliki sumber air cukup.

Langkah sederhana bisa kita lakukan dirumah, misalnya dengan membuat sumur-sumur resapan sehingga air yang kita gunakan tidak langsung mengalir ke got dan akhirnya terbuang ke laut, demikian juga air hujan yang di Indonesia sangat melimpah di musim penghujan.

Masjid/Mushollah juga bisa jadikan sarana untuk berhemat air, umat muslim yang akan ibadah diwajibkan berwudhu dengan air bersih (ada cara lain yaitu tayammum dengan menggunakan debu, namun persyaratannya ketat untuk bisa tayamum) dan air yang mengalir-pun masih relatih bersih, jadi akan sangat mubazir bila air itu langsung mengalir ke got. Perlulah dibuatkan saluran resapan air wudhu sehingga air ini nantinya bisa dimanfaatkan kembali setelah terjadi proses filterisasi oleh tanah atau bahan lain (ide ini tetap harus melalui fatwa boleh tidaknya cara ini, karena tidak sembarang air yang boleh dijadikan air untuk wudhu. Apakah air bekas wudhu masih bisa digunakan untuk wudhu kembali dan bila tidak pasti ada cara untuk ini. Karena Allah SWT memberkahi kita kepandaian dan juga kewajiban menjaga alam. Apalagi manusia adalah Khalifah (Manager) di bumi yang bertugas menjaga kelestarian alam).

Untuk resapan air hujan, halaman rumah kita bisa kita gunakan konblok sehingga air hujan bisa menyerap kedalam tanah. Hal ini sudah saya praktekkan di rumah mungil saya.

Langkah diatas akan tidak bermanfaat bila pemerintah tidak peduli terhadap manajemen air. Dibutuhkan peraturan-peraturan mengenai manajemen air dan penegakkan hukum yang konsisten terhadap para pelanggarnya. Lebih baik menegakkan hukum dengan memanfaatkan Polisi Pamong Praja dibandingkan nantinya kita menggunakan TNI karena harus rebutan air dengan Negara lain.

Sektor pangan juga paling terdampak dengan peningkatan jumlah populasi. Ini terkait dengan jumlah populasi.

7 miliar manusia membutuhkan pangan: paling tidak 3 kali makan sehari dan sekali makan mereka mengkonsumsi sayuran, daging, produk olahan dll. Bila tidak terpenuhi maka kelaparan akan terjadi dan juga perebutan areal subur bukan tidak mungkin akan terjadi seperti di zaman koboi (dengan gaya lain tentunya).

Pemanfaatan bioteknologi dari sisi positif mampu mengimbangi jumlah kebutuhan namun sisi negative adalah meningkatnya penggerusan sumber daya alam dan juga kerusakan lingkungan.

Urbanisasi-pun akan meningkat karena demi pemenuhan kebutuhan hidup dan kota akan berubah menjadi Mega Cities (suatu term baru akibat peningkatan jumlah manusia yang hidup di perkotaan). Diprediksi peningkatan yang sangat signifikan mereka yang tinggal diperkotaan. Akibatnya adalah pemenuhan kebutuhan air dan pangan serta pemanfaatan teknologi yang semakin tinggi di Mega Cities.▲



Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan ini disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.

GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com

0 komentar:

Post a Comment

Another Articles

Ready to Download

Silahkan Unduh Manual dibawah ini, bila dijadikan referensi mohon dicantumkan sumbernya.

Manual Mahir Memanfaatkan Peta Navigasi.net untuk Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series


Manual Mahir Garmin Map 76 CSx dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx


Manual Garmin HCx untuk Pemetaan Risiko Bencana

Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS


Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana

Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS

Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD


Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana

Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Hazard

Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Isian

Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI




Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif

Bab 2: GPS

Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana


Bab 4: Analisa Data

Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI


Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi

Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource


Bab 6: Google Earth

Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko

Ready Downloaded List: Mapping Software

Download Google Earth
Google Earth Versi 6.2

Unggah Google Earth versi terbaru



Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3

Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya



Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda

Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya

Reader