18.3.10
CADRE Training in Manila; Day 3
Materi yang masih baru ini membahas bagaimana masyarakat/Sibat/First Responder memperlakukan jenazah korban bencana.
Ada kerancuan, entah akibat apa, pengertian dimana bila ada terminolog Dead Body(ies) Management (DBM) maka itu akan merujuk hanya pada korban akibat terorisme (peledakan bom, atau aksi teroris lainnya) sehingga yang patut menanganinya hanyalah aparat kepolisian saja.
Sebenarnya DBM itu tidak sekecil itu, namun sangat luas termasuk pada korban bencana alam dan juga memberikan panduan bagaimana menguburkannya sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat.
Misalnya, berapa jarak pemakaman dengan sumber air bersih yang aman sehingga tidak mengganggu sumber air yang penting bagi para penyintas (survivor). Juga pentingnya identifikasi korban dan identifikasi makam.
Bayangkan bila hanya mengandalkan polisi bagaimana bisa selesai dengan cepat pada jumlah yang seperti kasus tsunami di Aceh, juga pengalaman saya di tragedi situ gintung, justru yang menangani jenazah bukanlah aparat kepolisian namun PMI dan ormas Islam. Baik sejak penemuan, identifikasi, pemandian dan pengkafanan. Jadi keterlibatan penuh kepolisian haruslah melihat konteksnya, untuk lokasi pemakaman maka organisasi kemanusiaanlah yang terlibat, bila kasus teroris sudah pasti pihak kepolisian (Disdokes POLRI).
Keterlibatan kepolisian dalam DBM baik di Indonesia (POLRI) maupun di Philippina (PNP) adalah dalam posisi yang sama, terutama yang terkait dengan korban terorisme. Kepolisian di kedua negara diberi hak penuh walaupun belum diatur melalui undang-undang (?)
FINAL PRACTICAL
Setelah lesson 11 mengenai course review dilakukan maka dilanjutkan dengan Final Practical Session. Sederhananya ujian kemampuan melalui simulasi.
Diberi kesempatan kepada peserta untuk mempersiapkan segala sesuatunya selama 1 jam.
Saya bertugas di phase pencarian korban dan setelah selesai di phase ini maka saya harus segera berlari menuju phase pengangkatan & stabilisasi bangunan yang runtuh. Tugas saya selain menilai juga memantau unsur safety selama kegiatan di bawah tanggung jawab saya, wah kebetulankan saya kebagian di lokasi yang berbahaya tuh. Sehingga saya juga harus mengingatkan aspek keselamatan, selain APD, misalnya jangan pernah menggunakan tangan langsung disaat menyisipkan balok dibawah bangunan runtuh. Maklum pada aksi ini masih banyak peserta yang ceroboh dan ini berbahaya.
Dalam final practical ini diskenariokan bukan hanya bangunan ynag runtuh namun juga terjadi kebakaran. Nah ini juga masuk penilaian, bagaimana reaksi komandan tim dan anggotanya bila ada kebakaran. Apakah anggota tim menuruti perintah komandan atau tidak, misalnya disaat diminta segera menghindar dari lokasi reruntuhan karena ada kebakaran. Karena bisa jadi karena saking semangatnya maka tim pengangkatan dan stabilisasi tidak mempedulikannya dan terus saja bekerja dan menganggap itu hanya api kecil.
Strees karena harus menyelesaikan penyelamatan dengan baik, seorang kawan dari Palang Merah Philippina sampai ada yang muntah-muntah. Peserta yang lain ada yang merasakan tidak lagi memiliki tenaga, dan juga emosi yang meledak-ledak.
SAFETY FIRST
Sama seperti hari kemarin, kedisiplinan (terutama penggunaan APD) yang ketat juga diterapkan dalam sesi kali ini.
PELAJARAN
Pelajaran yang bisa saya ambil dalam pelatihan ini diantaranya adalah:
1. Tidak ada manajemen warung kopi bagi tim instruktur, apa itu manajemen warung kopi? Pembuatan keputusan dilakukan bukan di forum atau hasil diskusi seluruh instruktur/fasilitator tapi cenderung hasil keputusan diputuskan oleh beberapa orang saja atau oleh satu orang yang memiliki kekuasaan.
Pada pelatihan ini, masalah sekecil apapun dibahas diforum yang dihadiri semua instruktur, bila tidak ada satu saja maka ditunggu sampai lengkap. Tidak manabukan perdebatan untuk mendapatkan kesepahaman bersama. Lebih baik berliur-liur disaat berdebat daripada beda pemahaman di depan kelas, bukan kah sebaiknya begitu?
2. Instruktur tidak hanya bertanggung jawab pada materi yang wajib saja, namun juga pada seluruh materi, walaupun dibawakan oleh orang lain.
3. Pembagian tugas secara habis bagi instruktur. Setiap instruktur memiliki tanggung jawab manjerial, misalnya logistik, materi pelatihan, audiovisual dll. Ini bisa menghemat cost untuk OC.
4. Adanya Safety officer yang dijabat oleh Koordinator Instruktur.
5. Pembiasaan penggunaan APD, baik bagi instruktur sebagi role model juga bagi peserta secara ketat.
6. Kedisiplinan bukan hanya milik militer. Walaupun para instruktur berasal dari sipil namun mampu menjaga kedisiplinan baik bagi peserta maupun bagi instruktur sendiri dan bahkan terhadap para pemonitor dari donor.
7. Persiapan pelatihan harus difikirkan, dibuat dan dijalankan dengan tanggungjawab, tidak memanfaatkan kata-kata bencana yang penuh dengan fleksibilitas menjadi alasan perubahan mendadak dan sepihak. Karena persiapan yang baik akan menyelamatkan tidak hanya korban namun juga pelaku penyelamatan, dan ini harus sudah dibiasakan.
Tulisan sejak persiapan sampai hari ke-3 ini dan juga tulisan esok bukanlah laporan resmi, namun hanya pengalaman yang saya temui di pelatihan.▲
Foto bersama setelah pembukaan
Salah satu peserta mempraktekkan BLS di Stasiun #1
Salah satu peserta mempraktekkan BLS di Stasiun #1
Tim instruktur seusai final practice: clockwise: Iwan, Batchie, Dede (me), Aui, Leo, John, Bong, Witchai, Ujin.
Tim instruktur seusai penutupan: clockwise: Ujin, Dede (me), Leo, Aui, Glen, Witchai, Iwan, Batchie, John, Bong, Ryan.
Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.
GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
0 komentar:
Post a Comment