Slider-1-Title-Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim.

Slider-2-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-3-Title-Here

Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui. Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem.

Slider-4-Title-Here

dui quis mi consectetuer lacinia. Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui.

Slider-5-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

18.3.10

CADRE Training in Manila; Day 3

Dead Body Management; menjadi materi pembuka hari terkahir atau hari ke-3 pelatihan. Materi ini disampaikan oleh Pak Iwan dari Basarnas.

Materi yang masih baru ini membahas bagaimana masyarakat/Sibat/First Responder memperlakukan jenazah korban bencana.

Ada kerancuan, entah akibat apa, pengertian dimana bila ada terminolog Dead Body(ies) Management (DBM) maka itu akan merujuk hanya pada korban akibat terorisme (peledakan bom, atau aksi teroris lainnya) sehingga yang patut menanganinya hanyalah aparat kepolisian saja.

Sebenarnya DBM itu tidak sekecil itu, namun sangat luas termasuk pada korban bencana alam dan juga memberikan panduan bagaimana menguburkannya sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat.

Misalnya, berapa jarak pemakaman dengan sumber air bersih yang aman sehingga tidak mengganggu sumber air yang penting bagi para penyintas (survivor). Juga pentingnya identifikasi korban dan identifikasi makam.

Bayangkan bila hanya mengandalkan polisi bagaimana bisa selesai dengan cepat pada jumlah yang seperti kasus tsunami di Aceh, juga pengalaman saya di tragedi situ gintung, justru yang menangani jenazah bukanlah aparat kepolisian namun PMI dan ormas Islam. Baik sejak penemuan, identifikasi, pemandian dan pengkafanan. Jadi keterlibatan penuh kepolisian haruslah melihat konteksnya, untuk lokasi pemakaman maka organisasi kemanusiaanlah yang terlibat, bila kasus teroris sudah pasti pihak kepolisian (Disdokes POLRI).

Keterlibatan kepolisian dalam DBM baik di Indonesia (POLRI) maupun di Philippina (PNP) adalah dalam posisi yang sama, terutama yang terkait dengan korban terorisme. Kepolisian di kedua negara diberi hak penuh walaupun belum diatur melalui undang-undang (?)


FINAL PRACTICAL
Setelah lesson 11 mengenai course review dilakukan maka dilanjutkan dengan Final Practical Session. Sederhananya ujian kemampuan melalui simulasi.

Diberi kesempatan kepada peserta untuk mempersiapkan segala sesuatunya selama 1 jam.

Saya bertugas di phase pencarian korban dan setelah selesai di phase ini maka saya harus segera berlari menuju phase pengangkatan & stabilisasi bangunan yang runtuh. Tugas saya selain menilai juga memantau unsur safety selama kegiatan di bawah tanggung jawab saya, wah kebetulankan saya kebagian di lokasi yang berbahaya tuh. Sehingga saya juga harus mengingatkan aspek keselamatan, selain APD, misalnya jangan pernah menggunakan tangan langsung disaat menyisipkan balok dibawah bangunan runtuh. Maklum pada aksi ini masih banyak peserta yang ceroboh dan ini berbahaya.

Dalam final practical ini diskenariokan bukan hanya bangunan ynag runtuh namun juga terjadi kebakaran. Nah ini juga masuk penilaian, bagaimana reaksi komandan tim dan anggotanya bila ada kebakaran. Apakah anggota tim menuruti perintah komandan atau tidak, misalnya disaat diminta segera menghindar dari lokasi reruntuhan karena ada kebakaran. Karena bisa jadi karena saking semangatnya maka tim pengangkatan dan stabilisasi tidak mempedulikannya dan terus saja bekerja dan menganggap itu hanya api kecil.

Strees karena harus menyelesaikan penyelamatan dengan baik, seorang kawan dari Palang Merah Philippina sampai ada yang muntah-muntah. Peserta yang lain ada yang merasakan tidak lagi memiliki tenaga, dan juga emosi yang meledak-ledak.


SAFETY FIRST
Sama seperti hari kemarin, kedisiplinan (terutama penggunaan APD) yang ketat juga diterapkan dalam sesi kali ini.


PELAJARAN
Pelajaran yang bisa saya ambil dalam pelatihan ini diantaranya adalah:
1. Tidak ada manajemen warung kopi bagi tim instruktur, apa itu manajemen warung kopi? Pembuatan keputusan dilakukan bukan di forum atau hasil diskusi seluruh instruktur/fasilitator tapi cenderung hasil keputusan diputuskan oleh beberapa orang saja atau oleh satu orang yang memiliki kekuasaan.
Pada pelatihan ini, masalah sekecil apapun dibahas diforum yang dihadiri semua instruktur, bila tidak ada satu saja maka ditunggu sampai lengkap. Tidak manabukan perdebatan untuk mendapatkan kesepahaman bersama. Lebih baik berliur-liur disaat berdebat daripada beda pemahaman di depan kelas, bukan kah sebaiknya begitu?

2. Instruktur tidak hanya bertanggung jawab pada materi yang wajib saja, namun juga pada seluruh materi, walaupun dibawakan oleh orang lain.

3. Pembagian tugas secara habis bagi instruktur. Setiap instruktur memiliki tanggung jawab manjerial, misalnya logistik, materi pelatihan, audiovisual dll. Ini bisa menghemat cost untuk OC.

4. Adanya Safety officer yang dijabat oleh Koordinator Instruktur.

5. Pembiasaan penggunaan APD, baik bagi instruktur sebagi role model juga bagi peserta secara ketat.

6. Kedisiplinan bukan hanya milik militer. Walaupun para instruktur berasal dari sipil namun mampu menjaga kedisiplinan baik bagi peserta maupun bagi instruktur sendiri dan bahkan terhadap para pemonitor dari donor.

7. Persiapan pelatihan harus difikirkan, dibuat dan dijalankan dengan tanggungjawab, tidak memanfaatkan kata-kata bencana yang penuh dengan fleksibilitas menjadi alasan perubahan mendadak dan sepihak. Karena persiapan yang baik akan menyelamatkan tidak hanya korban namun juga pelaku penyelamatan, dan ini harus sudah dibiasakan.

Tulisan sejak persiapan sampai hari ke-3 ini dan juga tulisan esok bukanlah laporan resmi, namun hanya pengalaman yang saya temui di pelatihan.

Foto bersama setelah pembukaan








Salah satu peserta mempraktekkan BLS di Stasiun #1








Salah satu peserta mempraktekkan BLS di Stasiun #1








Tim instruktur seusai final practice: clockwise: Iwan, Batchie, Dede (me), Aui, Leo, John, Bong, Witchai, Ujin.







Tim instruktur seusai penutupan: clockwise: Ujin, Dede (me), Leo, Aui, Glen, Witchai, Iwan, Batchie, John, Bong, Ryan.







Silahkan memberikan komentar anda mengenai tulisan disini, atau di boks dibawah tulisan ini, terima kasih.

GPS murah di sini, kontak: tracknavigate[at]yahoo[dot]com

0 komentar:

Post a Comment

Another Articles

Ready to Download

Silahkan Unduh Manual dibawah ini, bila dijadikan referensi mohon dicantumkan sumbernya.

Manual Mahir Memanfaatkan Peta Navigasi.net untuk Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series


Manual Mahir Garmin Map 76 CSx dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx


Manual Garmin HCx untuk Pemetaan Risiko Bencana

Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS


Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana

Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS

Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD


Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana

Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Hazard

Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Isian

Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI




Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif

Bab 2: GPS

Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana


Bab 4: Analisa Data

Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI


Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi

Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource


Bab 6: Google Earth

Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko

Ready Downloaded List: Mapping Software

Download Google Earth
Google Earth Versi 6.2

Unggah Google Earth versi terbaru



Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3

Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya



Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda

Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya

Reader