15.2.09
PENGARUH KEBERADAAN GPS PADA MASYARAKAT SIPIL
Global positioning system atau yang kemudian disingkat menjadi GPS adalah sebuah system navigasi berbasis satelit, dengan jaringan 27 satelit (24 beroperasi dan 3 yang lainya sebagai cadangan ) yang di tempatkan di orbit bumi oleh US Department of Defense (US DOD). Pada awalnya GPS bernama navstar dan hanya di gunakan untuk kepentingan militer us saja, namun pada tahun 80an, pemerintah as mengijinkan GPS untuk digunakan oleh sipil. Sisitem GPS bekerja setiap waktu, tanpa harus membayar biaya langganan.http://iydent.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce-129/plugins/wordpress/img/trans.gif
Sistem satelit GPS
Satelit GPS memiliki bobot ±1.800 kg dengan rentang solar panel 5,7 meter, memancarkan daya maksimal 50 watt. Tiap satelit dibuat dengan masa kerja 10 tahun. 24 satelit yang membentuk jaringan itu mengorbit setinggi 19.300 km. Secara konstan bergerak, mengorbit mengelilingi bumi dua kali per harinya dengan kecepatan ±8.500 km per jam. Orbit dari satelit-satelit ini dibuat sedemikian rupa sehingga kapan pun, di mana pun di permukaan bumi, akan ada paling tidak 4 satelit yang “terlihat” di langit. Daya untuk satelit GPS disuplai dari energi matahari, selain itu baterai cadangan juga tersedia agar satelit bisa tetap bekerja saat gerhana matahari atau saat energi matahari tidak tersedia. Roket kecil berfungsi sebagai booster untuk memastikan satelit mengorbit di lintasannya yang tepat.
Penggunaan GPS untuk masyarakat sipil
Secara umum kini masyarakat banyak mengenal GPS melalui handphone yang dimiliki. Namun sebenarnya peralatan GPS sendiri telah dikembangkan secara khusus jauh sebelum teknologi GPS ditanamkan pada handphone. Pengembangan peralatan GPS sendiri awalnya lebih bersifat sebagai alat pembantu pemetaan yang dipergunakan untuk berbagai macam keperluan riset dan teknologi, baik itu di tambang, perkebunan, hutan, geofisika maupun pertahanan keamanan negara. Namun pada perkembangannya, ternyata utilitas dari teknologi GPS ini banyak diminati secara umum, sehingga pada akhirnya teknologi ini dipakai secara luas.Secara garis besar, peralatan dari GPS sendiri dibedakan menjadi beberapa macam menurut kebutuhan pemakainya, yaitu GPS tracking system, GPS geodetik, GPS pemetaan (gis) serta GPS bluetooth.
Diantara berbagai macam tipe GPS tersebut, yang banyak dikenal masyarakat adalah GPS tracking systemvehicle tracking (fleet management system). GPS jenis ini biasa dipasangkan pada kendaraan-kendaraan, terutama kendaraan untuk keperluan bisnis-niaga, guna memantau sejauh mana keberadaan kendaraan tersebut. Namun kini peralatan ini juga dapat dipasangkan pada mobil-mobil pribadi. atau yang lebih dikenal dengan
Sedangkan untuk GPS geodetik, banyak dipergunakan untuk keperluan geologi, geodesi, geofisika, geomatika, maupun deformasi. Bahkan beberapa bidang seperti pertambangan, sangat bergantung pada alat ini untuk memetakan lokasi-lokasi penambangan dan titik-titik potensial penambangan. Alat ini juga sangat berperan dalam memetakan dan mengetahui pergeseran koordinat suatu lokasi, baik itu oleh tangan manusia, seperti pergeseran perbatasan, maupun pergeseran yang sebenarnya oleh bencana alam, gempa bumi.
Teknologi GPS ini terus dikembangkan, sehingga banyak peralatan baru lainnya yang terus bermunculan. Penggunaan GPS tidak selalu dengan mempergunakan handphone, karena saat ini telah banyak dijual peralatan ini secara bebas. Harga dan fasilitas yang ditawarkan pun semakin bermacam pula, mulai dari yang dilengkapi dengan kompas, dan automatic routing.
Kelemahan dari GPS (tracking system)
Jika selama ini, orang selalu mengandalkan peta sebagai pemandu jalan ketika lewat ke sebuah daerah yang cukup asing. Tapi, berkat adanya teknologi GPS ini, kita tidak perlu lagi repot-repot membawa banyak peta. Hadirnya GPS menjadi sebuah solusi bagi mereka yang sering menggunakan jalan-jalan alternatif untuk perjalanannya, serta bagi mreka yang senang melakukaan perjalananan jauh. Setiap teknologi memiliki kelemahan, begitu pula dengan GPS. Bahakan bias membahayakan penggunanya. Alat GPS yang dipasang di mobil sering kali ternyata justru sering membawa pengemudi ke jalan-jalan tidak umum yang harus melewati pemukiman penduduk. Akibatnya, jika tidak berhati-hati, pengemudi kendaraan bisa menabrak orang di jalan yang asing, bahkan sejauh ini GPS yang di pakai oleh masyarakar sipil belum bisa menunjukkan jalan mana yang sedang sibuk dan tidak.
Kondisi cukup unik ini disimpulkan oleh sebuah studi yang dilakukan oleh lembaga navigation systems research foundation (NSRF) belanda. Mereka menguji coba 13 perangkat GPS. Hasilnya memang cukup mencengangkan. Sebab, hanya satu dari seluruh perangkat yang diujicoba, tidak menyertakan jalur pemukiman dalam rute mereka. Hal itu berarti, hampir semua perangkat GPS di sana memungkinan membawa pengemudi ke jalur alternatif yang cukup berbahaya. Menurut NSRF, masalah ini terjadi karena software untuk perangkat navigasi ini menganggap semua jalur jalan adalah sama saja. Karena itu, GPS dalam software ini tak membedakan antara jalan raya dan jalan di pemukiman penduduk.
Selain itu sudah selayaknya user dapat mengirimkan data secara langsung tentang perubahan nama sebuah jalan kepada server atau minimal setiap user dapat menyimpan data internal seputar nama-nama daerah serta jalan, karna tidak menutup kemungkinan nama suatu jalan berubah. Kendala seperti jalan yang rusak akibat sebuah bencana harapannya juga sesegera mungkin di informasikan kepada user. Oleh karena itu server database GPS kiranya dapat bekerjasama dengan pemerintah pusat serta daerah untuk lebih memfalidkan tiap data yang di tampilkan terhadap user. Sekali lagi, perkembangan teknologi memang tak bisa diterima begitu saja. Masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Namun, justru dari semua kekurangan itulah, jika kita bisa belajar, akan memberi manfaat banyak hal.
Dari: http://iydent.wordpress.com/2008/05/03/pengaruh-keberadaan-gps-pada-masyarakat-sipil/
Another Articles
Post Groups
Ready to Download
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series
Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx
Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS
Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana
Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana
Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana
Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS
Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD
Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana
Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Hazard
Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI
Formulir Isian
Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI
Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif
Bab 2: GPS
Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana
Bab 4: Analisa Data
Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI
Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi
Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource
Bab 6: Google Earth
Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko
Ready Downloaded List: Mapping Software
Google Earth Versi 6.2
Unggah Google Earth versi terbaru
Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3
Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya
Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda
Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya
0 komentar:
Post a Comment