Slider-1-Title-Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim.

Slider-2-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-3-Title-Here

Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui. Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem.

Slider-4-Title-Here

dui quis mi consectetuer lacinia. Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui.

Slider-5-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

11.10.08

LANGKAH DEMI LANGKAH MEMETAKAN RISIKO DI DAERAH RAWAN BENCANA (Disaster Risk Mapping: Step by Step)

Banyak temen-temen Sukarelawan PMI yang melaksanakan pemetaan bertanya apa langkah-langkah dalam memetakan risiko di daerah rawan bencana?. Mudah-mudahan tulisan berikut bisa mencerahkan, semoga.


LANGKAH DEMI LANGKAH MEMETAKAN RISIKO DI DAERAH RAWAN BENCANA (Disaster Risk Mapping: Step by Step)


Berikut ini adalah langkah-langkah yang diambil dalam memetakan risiko di daerah rawan bencana yang biasa dilakukan oleh PMI.



Langkah I: Review hasil Baseline Survey, VCA dan KAP Survey


Data-data dalam hasil survey-survey baseline dan KAP (Perilaku) serta hasil analisa VCA (Kerentanan dan Kapasitas) haruslah di review ulang antara PMI dan masyarakat setempat sebelum kita memetakan.


Kenapa?


1. Ingat!! pada dasarnya kita memetakan risiko yang di dalamnya terdapat Hazards, Vulnerability dan Capacity, dan data-data tersebut sudah ada pada data-data tersebut, walaupun belum lengkap atau perlu di mutakhirkan (updated).


2. Baseline, KAP dan VCA dilakukan bersama masyarakat sehingga data tersebut bias diandalkan.

3. Pemetaan risiko adalah pembelajaran sambil melakukan dan melakukan sambil belajar.



Apa yang direview?

Reviewlah hal-hal terkait dengan komponen hazard, kerentanan dan kapasitas, misalnya:

1. Jenis-jenis ancaman/hazard

a. Frekuensi

b. Durasi

c. Kemungkinan

2. Jumlah KK dan populasi

3. Jumlah tenaga terlatih bidang kebencanaan dan kesehatan

4. Luas area

5. Kelompok rentan

6. Tenaga medis

7. Sistem peringatan dini yang digunakan, modern maupun tradisional

8. Jalur evakuasi

9. Alat angkutan yang ada dan bisa diguankan disaat bencana



Peta spot yang sudah dibuat pada kegiatan VCA haruslah direview dan dijadikan acuan dalam kegiatan pemetaan.



Jangan sekali-kali melupakan peta spot yang sudah dibuat masyarakat ini. Karena peta tersebut pasti banyak mengandung informasi penting yang bisa digunakan.




Langkah II: Pemetaan

Pelaksanaan pemetaan haruslah direncanakan dengan baik bersama-sama dengan masyarakat.
Tentukan:

1. Siapa saja yang ikut (keikutsertaan masyarakat lokal adalah suatu kewajiban)

2. Dikelompok mana ia ikut, komposisi dalam satu tim pemetaan adalah: KSR spesialis pemetaan (minimal spesialis Pertama), Sibat, Masyarakat dan tokoh masyarakat.

3. Alat dan teknologi apa yang digunakan (software GIS (minimal MapSource), GPS, komputer, dll)

4. Kesenjangan yang ada, misalnya kebutuhan tim dengan anggota masyarakat yang ada, alat dan teknologi yang ada dan yang harus diadakan serta kemana pengadaannya (PMI Daerah, Pusat atau mitra (komunitas pemetaan, perguruan tinggi, spesialis GIS dll))

5. Pembagian tim dan tanggung jawab komponen yang harus dipetakan, misalnya tim yang memetakan peta dasar dan komponen-komponennya (batas desa, dusun, jalan dll) adalah tim I, dst.



Kemudian, lakukan pemetaan dengan penuh tanggung jawab. Ingat!!! Kita bertanggung jawab dalam penyelamatan nyawa.

Gali segala informasi VC dan spasial yang ada di masyarakat.

Pengetahuan lokal pada masyarakat mengenai VC dan spasial dalam upaya pengurangan risiko bencana dan masalah kesehatan masyarakat sangatlah penting. Bagaimana mereka menghadapi bencana adalah salah satu pengetahuan lokal yang bisa digali, diantaranya daerah mana yang terawan, pertama kali terserang, apa tindakan yang dilakukan dan menggunakan apa, dst.



Komponen yang dipetakan:

1. Peta dasar

a. Batas desa/kelurahan/dusun

b. Lifeline

c. Sungai, danau, rawa, laut, dll.



2. Perumahan

3. Sumber-sumber kehidupan

a. Pesawahan, perkebunan, industri rumah tangga

b. Pabrik

c. Toko, warung, kedai, bengkel, dll.



4. Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas

5. Jalur evakuasi, petakan jalur evakuasi yang biasa masyarakat gunakan.



Bagaimana menggunakan GPS pada proses pemetaan dapat dilihat pada buku Panduan Penggunaan GPS Tipe E-Trex Vista & E-Trex Vista CX dan MapSource Untuk Pemetaan Risiko dan buku Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko secara Partisipatif, keduanya terbitan Markas Pusat PMI.





Langkah III: Pengolahan Data

Data-data yang telah didapatkan dari lapangan melalui penggunaan GPS, ditransfer ke computer dan diolah dengan menggunakan software MapSource (software yang kompatibel untuk GPS keluaran Garmin). Pada proses ini kita bisa, secara tidak langsung, memperkenalkan dan sedikit memberikan pelajaran bagaimana mengoperasikan komputer.


Data yang diolah diantaranya adalah menumpangsusunkan data dari berbagai GPS, misalnya dari dua GPS yang menyimpan data perumahan diunggah ke MapSource untuk kemudian dijadikan satu file. Dilanjutkan dengan merubah kode nomor rumah ke nama Kepala Keluarga, misalnya rumah dengan nomor 062 dirubah menjadi Tatang, karena kepala keluarganya adalah Tatang.

Ingat nama atribut jangan ada yang sama, misalnya ada dua nama Tatang maka harus diketahui nama kedua atau nama orang tuanya, misalnya jadi Tatang S dan Tatang bin Fulan. Demikian pula untuk data atribut lainnya, baik di track maupun markpoint.

Bagaimana mengolah data dengan menggunakan MapSource dapat dilihat pada buku Panduan Penggunaan GPS Tipe E-Trex Vista & E-Trex Vista CX dan MapSource Untuk Pemetaan Risiko terbitan Markas Pusat PMI.




Langkah IV: Analisa Data

Setelah diolah maka selanjutnya data yang ada dianalisa. Proses analisa melibatkan masyarakat (seperti pada langkah-langkah sebelumnya). Bagaimana dan apa yang dianalisa dapat dilihat pada buku Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko secara Partisipatif, terbitan Markas Pusat PMI.



Langkah V: Pembuatan Peta Display dan Tumpang Susun

Peta display dan peta tumpangsusun berguna untuk sosialisasi dan advokasi. Kedua peta ini diambil dari data geografis yang sudah kita olah di MapSource. Pembuatannya haruslah dilakukan oleh masyarakat dengan fasilitasi dari KSR spesialis Pemetaan/Pertama. PMI yang menyediakan bahan-bahan yang diperlukan, bila menggunakan pendekatan gotong royong atau PMI dan masyarakat sama-sama menyiapkan materialnya itu lebih bagus.

Alat yang diperlukan diantaranya adalah komputer dan LCD yang digunakan untuk menyorot peta yang sudah kita buat di MapSource ke mal atau kertas pola.


Bisa jadi pada proses ini akan ditemui perdebatan panas mengenai data yang belum ada, ada tapi dianggap kurang tepat atau seharusnya tidak ada. Biarkan masyarakat berdebat, karena mereka punya cara sendiri untuk menyeesaikan konflik itu. Tugas kita adalah jangan lupa mencatat hal-hal baru hasil mereka diskusi. Bila ada satu titik memang perlu diklarifikasi dilapangan, maka harus diklarifikasi ke lapangan bersama masyarakat, terutama dengan yang konflik tadi.



Langkah VI: Penggunaan Peta Display dan Tumpang Susun

Peta display dan peta tumpangsusun yang sudah dibuat bisa digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap bencana dan masalah kesehatan masyarakat.

Letakkan peta display pada tempat yang strategis, mudah dijangkau dan jaga dari tangan jahil.



What’s Next?

Mau diapakan peta yang sudah dibuat dan juga data geografis selanjutnya?
Dalam kegiatan PMI, langkah selanjutnya adalah lokakarya masyarakat mengenai Perencanaan Kesiapsiagaan dan Pengurangan Risiko. Dalam lokakarya ini masyarakat membuat langkah-langkah apa yang akan dan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang ada di daerahnya, sumberdaya yang dibutuhkan dan dari mana saja sumber daya akan diperoleh.

Hal sederhana yang sering terjadi adalah penentuan titik, misalnya, sumber air, maka kita harus melihat peta apakah titik yang diusulkan dibuat sesuai dengan realita dilapangan (betul-betul dibutuhkan), memiliki akses yang mudah untuk digunakan dan aman dari hazard? Bila tidak maka ada yang salah, peta yang salah atau ada oknum yang memaksakan kehendak karena berbagai kepentingan.

Nah pada pembuatan perencanaan ini, data geografis dari pemetaan risiko menjadi acuan disamping data baseline, VCA dan KAP (Perilaku) masyarakat.

Peta dan data geografis itu selanjutnya bisa digunakan untuk berbagi data ke jejaring kita dan juga ke pemda, bisa digunakan untuk advokasi dan sosialisasi.

0 komentar:

Post a Comment

Another Articles

Ready to Download

Silahkan Unduh Manual dibawah ini, bila dijadikan referensi mohon dicantumkan sumbernya.

Manual Mahir Memanfaatkan Peta Navigasi.net untuk Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah Instalasi dan memanfaatkan peta navigasi.net untuk GPS Garmin Map 76 CSx, ETrex Vista HCx dan Nuvi Series


Manual Mahir Garmin Map 76 CSx dalam 30 Menit

Manual singkat yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin Map 76 CSx


Manual Garmin HCx untuk Pemetaan Risiko Bencana

Manual yang berisikan langkah-langkah penggunaan GPS Garmin HCx untuk memetakan risiko bencana, dan juga berisi bagaimana mengolah data di MapSource setelah mendapatkan data GPS


Daftar Legenda dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan legenda-legenda yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Daftar Kebutuhan Pemetaan Risiko Bencana

Daftar yang berisikan keperluan-keperluan pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Daftar Istilah dalam Pemetaan Risiko Bencana

Berisikan istilah-istilah yang ada dalam manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko digunakan dalam memetakan risiko bencana


Kamus SIGaP/ Dictionary of PGIS

Berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis Partisipatif, keluaran PPGIS/IAPAD


Diagram Alur Pemetaan Risiko Bencana

Diagram alur pemetaan risiko bencana yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Hazard

Formulir Hazard/Ancaman yang biasa digunakan oleh PMI


Formulir Isian

Formulir Isian dalam pemetaan risiko yang biasa digunakan oleh PMI




Daftar di bawah ini merupakan Bab-bab yang ada dalam Buku Manual Sistem Informasi Geografis Partisipatif (SIGaP): Pemetaan Risiko yang dilakukan secara Partisipatif

Bab 2: GPS

Bab 2 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar GPS dan hubungannya dengan Risiko Bencana


Bab 4: Analisa Data

Bab 4 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana menganalisa data yang sudah didapat dalam pemetaan di lapangan oleh Sukarelawan PMI


Bab 5: Membuat Peta Tumpang Susun/Overlay, Peta Dinding, dan 3 Dimensi

Bab 5 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan bagaimana membuat peta tumpang susun, peta dinding, dan peta 3 Dimensi. Langkah ini merupakan langkah berikutnya setelah pengolahan data dengan MapSource


Bab 6: Google Earth

Bab 6 dari buku Manual SIGaP untuk Pemetaan Risiko, yang merupakan buku pertama dalam rangkaian buku Pemetaan Risiko. Berisikan dasar-dasar pemanfaatan Google Earth dalam pemetaan Risiko

Ready Downloaded List: Mapping Software

Download Google Earth
Google Earth Versi 6.2

Unggah Google Earth versi terbaru



Download MapSource Mutakhir MapSource software version 6.16.3

Tingkatkan MapSource anda dengan piranti lunak MapSource terbaru dari sumber aslinya



Up Date software unit Garmin Anda Up Date Software Garmin Anda

Tingkatkan Performa GPS Receiver Garmin anda dengan piranti lunak dari sumber aslinya

Reader