Menurut Pak Agus S, ketua Panitia, pemilihan pelatihan di tanah Kopasus adalah untuk meningkatkan kedisiplinan, kebanggan terhadap Korps (PMI), dan jiwa korsa sebagai sukarelawan PMI. Terlebih Kopasus terkenal atas kedisiplinan, ketangguhan dan memikirkan keamanan dalam bertindak, jadi bukan berani tanpa pertimbangan.
Baru saja masuk barak, peserta sudah dihadapkan pada kedisiplinan dan kebersamaan. Pembotakan rambut 2 cm, larangan merokok selama diklat, aturan mandi, sopan santun dalam kelas dan juga diluar kelas, dll.
Namun jangan dikira mereka masuk ladang pembantaian, karena Kopassus profesional, mereka menerapkan kedisiplinan dan pembinaan sesuai dengan latar belakang peserta, kan Sukarelawan PMI dari Kaum Sipil, dan juga bukan keinginan PMI memberikan latihan yang keras tanpa nurani kepada Sukarelawannya.
Pelatihan Asesmen
GPS digunakan sebagi alat asesmen untuk memudahkan tim pelayanan dalam menjalankan fungsinya. Karena dengan GPS titik-titik pelayanan dapat ditandai, misalnya lokasi pengungsian/atau lokasi yang disiapkan sebagai tempat pengungsian, pos kesehatan, sumber air, area kerusakan, pemukiman, dll. Karena informasi yang lengkap maka GPS sangat membantu dalam pelayanan PMI.
Dengan adanya titik-titik ini maka pertukaran informasi antar jenjang PMI dapat berjalan, terutama terkait dengan data spasial (termasuk juga ketinggian). Data ketinggian memberikan informasi keamanan untuk titik-titik pelayanan sehingga aman bagi sukarelawan PMI dan juga masyarakat.
Dengan pengiriman data dalam format sederhana GPS atau Google Earth saja, maka PMI dapat mengontrol pelayanannya dan juga pihak lain dapat mengetahuinya.
Sehingga kedepan, PMI tidak harus tergantung pada organisasi lain dan justru menjadi sumber informasi.
Namun sayang skenario itu masih belum terwujud, karena berbagai hal (kecuali data dalam format GPS dan Google Earth).
Komentar? Bebagi informasi? silahkan Klik Disini
0 komentar:
Post a Comment